Mohon tunggu...
Muhamad RizkiHasan
Muhamad RizkiHasan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kenalkan nama saya Rizki Hasan seorang mahasiswa di Universitas Lambung Mangkurat, hobi main game, kulineran dan nonton film. Sekian perkenalan saya, saya ucapkan terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemetaan Potensi Wilayah Daya Saing dan Kerjasama antar Wilayah Kabupaten Sintang

15 Mei 2024   20:46 Diperbarui: 15 Mei 2024   20:50 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potensi Wilayah

Potensi wilayah merupakan hal pertama yang harus dilakukan dalam rangka mengetahui lebih dalam keadaan wilayah bersangkutan. Potensi wilayah adalah upaya untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan sumber daya alam, manusia, dan budaya yang ada di suatudaerah guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat, pertumbuhanekonomi, dan pembangunan berkelanjutan. Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda, seperti potensi pariwisata, potensi pertanian, potensi industri, dan potensi budaya.

Daya Saing

Salah satu kriteria gagasan pembangunan daerah berkelanjutan adalah daya saing daerah. Diperkirakan semakin tinggi daya saing suatu daerah maka semakin cepat mampu meningkatkan kesejahteraan warganya. Daya saing daerah merupakan indikator pembangunan yang dapat ditempuh dengan inovasi, inovasi dalam prosesnya membutuhkan komitmen yang berbentuk kebijakan, hal inilah yang membedakan perkembangan pembangunan antar wilayah.

Kerja Sama Antar Wilayah

kerjasama antar daerah dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat daerah, terutama dalam hal pelayanan publik. Terkait dengan permasalahan kerjasama pengelolaan infrastruktur publik antar daerah, posisi pemerintah provinsi adalah menyelenggarakan pengawasan dan melakukan pemantauan pelaksanaan penyediaan infrastruktur publik dengan memperhatikan kondisi wilayah daerah, kebijakan pengelolaan infrastruktur publik, menyusun dan merumuskan wadah koordinasi pengelolaan infrastruktur publik dengan mengacu pada penyusunan kebijakan kerjasama pengelolaan infrastruktur publik padatingkat kabupaten atau kota. Kerjasama antar daerah memiliki peran yang signifikan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia di wilayah.

Analisis Komoditas Kabupaten Sintang

Dalam pembahasan kali ini Daerah yang diambil adalah Kabupaten Sintang dan sektor yang dipilih adalah sektor pertanian dengan bermacam-macam komoditas. Sedikitnyaa ada 7 komoditas yang akan di bahas dalam sektor perikanan seperti Bawang Merah, Cabai, Kentang, Kubis, Bawang Putih, Tomat dan Petsai. Berikut ini data yang disajikan adalah data jumlah produksi sektor perikanan di semua komoditas.

 

 

                                                                                   Grafik 1. Produksi Komoditas Pertanian Kabupaten Sintang

Kabupaten Sintang mengalami fluktuasi yang signifikan dalam produksi komoditasnya selama periode 2019 hingga 2024.Pada tahun 2019, produksi komoditas di Kabupaten Sintang mencapai 836,7 ton. Jumlah ini mencerminkan tahap awal dari periode analisis dan memberikan baseline untuk evaluasi produksi di tahun-tahun berikutnya. Produksi meningkat tajam pada tahun 2020, mencapai 3.586,8 ton. Lonjakan ini lebih dari empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan ini mungkin disebabkan oleh perbaikan dalam teknik pertanian, investasi dalam infrastruktur pertanian, atau kondisi cuaca yang lebih baik. Tahun 2021 melihat penurunan produksi menjadi 1.602,5 ton. Penurunan ini lebih dari separuh produksi tahun sebelumnya, yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti bencana alam, serangan hama, atau perubahan kebijakan pertanian.

Produksi komoditas kembali mengalami kenaikan drastis pada tahun 2022, mencapai 10.238 ton. Lonjakan ini mungkin terkait dengan peningkatan luas lahan pertanian yang digunakan, pengenalan varietas tanaman unggul, atau bantuan pemerintah yang efektif untuk petani. Tahun 2023 melanjutkan tren peningkatan dengan produksi mencapai 12.252 ton. Kenaikan ini menunjukkan keberlanjutan dari faktor-faktor positif yang sudah ada pada tahun 2022, serta kemungkinan adanya inovasi atau teknologi baru yang diadopsi oleh petani di Kabupaten Sintang. Namun, pada tahun 2024, produksi menurun cukup tajam menjadi 4.117 ton. Penurunan ini bisa mengindikasikan adanya masalah yang perlu diidentifikasi lebih lanjut, seperti kondisi cuaca yang tidak mendukung, penyakit tanaman, atau masalah pasar yang mempengaruhi harga komoditas.

Kesimpulannya selama periode 2019 hingga 2024, produksi komoditas di Kabupaten Sintang menunjukkan pola yang berfluktuasi dengan peningkatan yang signifikan di beberapa tahun, diikuti oleh penurunan pada tahun-tahun lainnya. Puncak produksi terjadi pada tahun 2023 dengan 12.252 ton, sementara titik terendah ada pada tahun 2019 dengan 836,7 ton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun