Mohon tunggu...
Muhamad Redho Al Faritzi
Muhamad Redho Al Faritzi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa - Pengajar Madrasah - Anggota Media Dakwah Digital

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sunni dan Syi'ah Mustahil Bersatu, Mengapa?

1 Juli 2022   14:08 Diperbarui: 1 Juli 2022   14:13 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : artikel.rumah123.com

Shalat

  • Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya Sunnah
  • Membaca Amin Sunnah
  • Shalat Dhuha Sunnah
  • Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya membatalkan shalat
  • Membaca Amin membatalkan shalat
  • Shalat Dhuha tidak dibenarkan

 

Sumber : Buku Mungkinkah Sunnah-Syi'ah Dalam Ukhuwah? Jawaban Atas Buku Dr. Quraish Shihab (Sunnah-Syi'ah Bergandengan Tangan Mungkinkah?) diterbitkan oleh Pustaka Sidogiri, Pasuruan, cet. 3, tahun 2012. [5]

 Dengan adanya tabel ini, sudah jelas bahwa Sunni dan Syi'ah tidak mungkin pernah bisa bersatu. Mengingat sulitnya menghapus ajaran dan doktrin menyimpang yang mendarah daging di dalam diri Syi'ah. Ukhuwah atau persatuan dalam islam memang penting, namun sebelum itu, Aqidah jauh lebih penting dan harus terus dipertahankan.

 Bersatunya Sunni dan Syi'ah hanyalah mimpi belaka yang tidak akan pernah terwujudkan, sampai kapanpun itu dan dimana pun itu. Maka dari itu, sudah seharusnya umat Islam menjaga aqidah dan membentenginya dari bahaya Syi'ah. Serta mengajarkan kepada anak-anak dan generasi-generasi Islam selanjutnya, agar mengenal lebih jauh aliran-aliran sesat seperti Syi'ah ini. Umat islam juga jangan sampai lengah, lemah dan lamban merespon ajaran-ajaran sesat Syi'ah ini, yang sudah tumbuh dan meluas kemana-mana dengan media dan lembaga-lembaganya, sehingga kuat kehadirannya hingga saat ini.

 Maka intinya adalah, Syi'ah itu bersejarah, namun tak membawa berkah.

__________________________

[1]Nashruddin Syarief, Islam Tanpa Sesat : Membedah Akar Pemikiran Aliran Sesat, (Bandung : Tsaqifa Publishing, 2015), hal. 98

[2]Nashruddin Syarief, loc. cit.

[3]Tim Penulis MUI Pusat, Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi'ah di Indonesia, (FORMAS) hal. 34 mengutip dari Dr. Ali Muhammad As-Shallabi, Khawarij dan Syi'ah dalam Timbangan Ahlussunnah wal Jamaah, (Pustaka Al-Kautsar, 2011) hal.146

[4]Ibid. hal. 34 Mengutip dari Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari, Risalah fi Ta'akkud al-Akhdzi bi al Madzahib al-'Arba'ah, (Jombang: Maktabat At-Turats Al-Islam), hal. 29

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun