Kesadaran untuk menyelesaikan dan mengembalikan masalah kepada pembuat skenario kehidupan adalah ciri dalam fase ini. Â Melalui proses belajar dan merenung dengan melakukan pengungkapan masalah adalah sarana untuk membersihkan dada diri manusia. Â Proses inilah sering disebut dengan diri yang bangun tidur dan membuka selimut untuk mengenali haketkat diri yang sesungguhnya.
Proses dalam fase kedua ini diri akan diperlihatkan segala hal-hal yang bersifat non materialitas yang seharusnya menjadi pemahaman dalam kehidupan ini. Â Ibarat diri melihat sebuah benda ketika dalam fase pertama hanya melihat dalam satu aspek saja maka dalam fase kedua diri sudah memiliki aspek-aspek lain untuk menerangkan hakekat benda yang dilihatnya. Â Maka fase kedua ini diri akan memiliki pemahaman yang lebih sehingga diri dikatakan sebagai diri yang berilmu.
Kelebihan yang dimiliki diri yang  menjalani fase kedua ini bukanlah akhir dari proses pembelajaran yang dilakukan.  Karena kelebihan ini akan memudahkan diri untuk mendapatkan materi dan menguasai alam atau diri manusia lain.  Jika diri berhenti dalam belajar setelah mencapai fase kedua ini maka termasuk golongan yang merugi karena akan kembali pada fase yang pertama.
Fase ketiga adalah kebebasan yang terstruktur. Â Dalam fase ini diri yang sudah diangkat dari fase satu dan dua sehingga mampu menguasai alam karena posisi diri diangkat dan dimuliakan. Â Aktivitas diri yang selalu baca dan belajar mengakibatkan memperoleh kesempurnaan sebagai hakekat manusia. Â Pengetahuan dan pemahaman tentang hidup di dunia adalah sebagai sarana untuk selalu melakukan tugas agar diri selalu menjadi kekasihnya.
Dikatakan sebagai kesadaran yang di dasarkan atas kebebasan terstruktur karena diri sudah tidak terikat dengan aturan-aturan yang dibuat oleh manusia. Â Karena aktivitas kehidupan diri di dasarkan atas pemahaman yang di dasarkan atas ilmu yang tertulis dalam kitab yang besar yang seharusnya menjadi pedoman umat manusia. Â Ketika diri sudah mampu menangkap makna yang terdalam dari buku yang besar itu maka diri adalah termasuk manusia pencari cinta.Â
Kesempurnaan cinta adalah orieantasi dalam hidup yang dijalaninya. Â Maka tidak heran manakala diri mencapai titik ini dipandang sebagai magnet kehidupan bagi alam semesta. Â Kerendahan hati dan kesederhanaan dalam berpikir dan hidup adalah ciri dari diri yang mencapai level ini.
Namun butuh mental dan tubuh yang kuat untuk mencapai level ini karena tiupan angin semakin keras menggoncangnya. Â Manakala diri tidak kuat maka diri akan terpental dan jatuh menjadikan terhempas pada serendah-rendahnya level dari makhluk yang hidup di alam semesta ini.
Penutup
Sekedar humor sufi tentang kesempurnaan cinta yang membahas tentang "who am I?". Â Tiga fase yang harus dilalui agar diri mampu menjawab pertanyaan tersebut sehingga mampu menemukan kesadaran. Â Tidak ada yang lucu dan pantas ditertawakan kecuali perbedaan pemahaman tentang jawaban membangun kesadaran bagi diri kita.
Bacalah.... Bacalah.... Bacalah
Karena diri akan menemukan.... Â Sebuah pemahaman tentang hakekat diri yang sesungguhnya... Bukan diciptakan untuk menjadi hina... Namun diri memang dari hina untuk dijadikan sang mulia
Bacalah.... Bacalah... Bacalah
Bacalah dengan mulai dari petunjukNYA.... Karena diri akan menemukan gambarannya... Tentang aktivitas yang seharusnya dilakukaknya.... Agar diri tidak tersesat dan hilang kesadarannya
Bacalah.... Bacalah... Bacalah
Salam,Â