Memang sebuah tugas yang berat manakala diri bertindak sebagai pemilik dan dibutuhkan pemahaman yang harus selalu di update agar tidak terjadi kerusakan dan eksistensi taman dapat terjaga. Â Hanya dibutuhkan pengorbanan waktu dengan terus belajar sebagai bentuk investasi diri agar dapat menjadi seorang pemilik. Â Belajar pada Buku Panduan adalah cara belajar yang benar dan bukan belajar atas hal-hal yang sudah di bukukan dalam literatur umum yang menjadi rujukan untuk belajar.
Meminjam istilah "kemanunggalan dengan Pemilik" dalam diri akibat dari pendelegasian wewenang yang sudah diberikan dikala diri diciptakan sebagai manusia adalah merupakan tugas prioritas yang harus dicapai dalam belajar di kehidupan di dunia ini. Â Karena dengan kemanunggalan ini diri akan mampu menciptakan keseimbangan dan dapat mengelola kehidupan taman dengan baik karena memiliki kekuatan, pengetahuan dan kewenangan yang penuh atas taman tersebut. Â Ketika diri tidak mampu meraihnya maka kehidupan diri di taman adalah ibarat indekos/kontrak yang tak memiliki kewenangan khusus, bahkan mungkin bukan tugas mengatur dan memelihara tapi malah membuat kerusakan keseimbangan kehidupan di taman yang ditempatinya.
Godaan yang berat untuk menuju "kepemilikan taman" tersebut sangat dirasakan dalam kehidupan ini akibat diri secara manusiawi memiliki penyakit "khawatir dan tergesa-gesa". Â Penyakit ini muncul karena diri tidak pernah mampu mengenal bekal kehidupan yang sudah diberikan akibat rasa malas dan sifat mudah putus asa. Â Maka tidak heran banyak diri yang hidup di dunia ini tidak pernah merasakan kenikmatan taman yang sesungguhnya karena diri hanya sekedar penghuni ataupun sekedar pengunjung.
Memaksimalkan kerja indra (pikir, rasa dan keinginan dengan di dasarkan atas hati yang bersih) adalah langkah awal diri lepas dari godaan tersebut.  Ketika mampu memaksimalkan kerja diri  maka ini berarti diri sudah menjadi person yang memiliki personality yang baik (insan kamil) dan memiliki kesadaran hidup dalam kehidupan di dunia (taman).  Hidup dalam kesadaran inilah hakekat diri sebagai manusia sesungguhnya yang mampu mengemban amanat yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta.
Output dari hidup dalam kesadaran ini menjadikan diri selalu hidup dengan kerja hati dalam aktivitas kehidupan di dunia ini. Â Hadirnya hati menjadikan diri memiliki jiwa empati dan kasih sayang terhadap penghuni lain di taman kehidupan. Â Dan hal ini menjadikan eksistensi keindahan kehidupan di taman selalu terjaga dan bahkan menjadikan hidup adalah sebuah perjalanan dalam keindahan dan penuh kebahagiaan.
Â
Penutup
Hanya sekedar humor sufi yang mengajak diri untuk berpikir tentang segala sesuatu yang seharusnya menjadi kajian untuk direnungkan agar dapat menjadi pengetahuan. Â Karena segala bentuk yang ada di depan mata seharusnya dapat dicerna sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuan agar tidak menganggu perjalanan di kehidupan di dunia ini.
Tak ada yang dimuka bumi ini lebih menderita dibandingkan dengan pemabuk cinta... Menemukan cinta adalah sebuah perjuangan yang berat... Dengan belajar adalah usaha dan cara yang dilakukan... Jalan terjal dan mendaki ibarat rute perjalanan yang harus ditempuhnya.
Tangis dan air mata karena siksa perjalanan akibat beban penderitaannya.. Pedihnya mata dan panas telinga karena ejekan atau cemooh orang adalah teman perjalanannya... Kehausan dan kelaparan adalah pakaiannya... Karena cinta itu tak mudah untuk diraihnya
(KAS, 11/5/2023)
Salam
KAS