Ketakutan dari perkataan orang karena dianggap menyimpang atau orang aneh itu sebetulnya merupakan sebuah "rekayasa" dari musuh agar diri tidak menemukan jalan kehidupan yang lebih baik. Â Maka sebuah "kebodohan" diri manakala ketakutan itu menjadi penjara kehidupan dan agar tidak mendapatkan predikat tersebut maka upaya diri selalu hanya mengikuti apa yang menjadi anggapan "benar" dan berkembang di umum tanpa perlu mengembangkan pengetahuan. Â Bahkan mungkin diri memiliki pendapat cukuplah diri menjadi pengikut umum agar hidup tenang dan dipandang umum sebagai manusia yang normal saja.
Dan manakala diri berperilaku seperti itu tidak lain diri hanyalah sebagai "pengunjung" atau outlier dari taman itu saja. Â Ketika diri menjadi pengunjung maka tidak pernah merasakan kepemilikan atau malah mungkin melakukan perbuatan yang tidak baik sehingga membuat ketidakseimbangan kehidupan di dalam taman tersebut. Dan sebagai outlier maka keberadaan diri di dalam taman harus dihilangkan agar tidak menganggu hubungan atau pengaruhnya dalam kehidupan di taman itu.
Seluk beluk atau liku-liku  yang merupakan romantika yang taman yang terkandung di dalamnya merupakan heteroginietas atau ketidakseragaman kehidupan yang ada.  Ketidakseragaman dan beraneka macam kehidupan yang ada adalah bentuk rahmat dari Sang Pencipta dan yang membuat taman dapat menjaga keseimbangannya dengan sendirinya.   Masing-masing dapat mempertahankan dan dipertahankan dalam kehidupannya dan menjadikan keindahan dan kebergunaan taman semakin nyata.
Memang dibutuhkan campur tangan "sang pemilik" agar taman itu menjadi tertata dengan baik. Â Campur tangan itu biasanya tertuang di dalam buku panduan yang di dalamnya berisi segala hal yang berhubungan dengan cara berkehidupan yang baik. Dan sang pemiliklah yang bertanggungjawab atas keberagaman dan keberlangsungan taman yang baik.
Bukankah romantika taman ini sebuah pelajaran diri yang seharusnya menjadi pengingat diri dalam kehidupan di dunia ini? Karena di dalamnya memberikan gambaran pemahaman luas tentang kehidupan yang mengatur subyek dan obyek agar dapat hidup dalam keseimbangan. Â Subyek dan obyek kehidupan ini berbicara mengenai kepemilikan dan posisi atas taman itu sendiri.Â
Subyek dalam romantika taman adalah membahas mengenai posisi diri dalam kehidupan di taman  itu.  Terdapat tiga subyek yang hidup dalam taman itu yaitu pemilik, penghuni dan pengunjung.  Dan masing-masing memiliki peran yang berbeda-beda dalam tugasnya.  Sedangkan Obyek ini membahas mengenai seluk beluk taman yang di dalamnya membahas tentang keseimbangan dan kebergunaan alam menjadi satu kesatuan. Â
 (Insyaallah akan dibahas dalam Humor sufi: Romantika taman 2)
Penutup
Sekedar humor sufi yang berusaha memberikan pemahaman yang berbeda dalam melihat sebuah keindahan taman-taman yang ada. Â Tidak ada yang lucu dan pantas ditertawakan dalam tulisan ini, namun perbedaan alur pikir dan pemahamanlah yang dimiliki oleh penulis yang mungkin pantas untuk ditertawakan.
Â
Kawan lihatlah eloknya taman... Kuncup bunga muncul dalam beraneka macam warna... Suara merdu bagaikan simponi terdengar dari nyanyian alam... Â Semua ada karena hidup dalam keseimbangan nyata
Kawan lihatlah taman telah rusak... Kehadiran para manusia yang tak pernah menyadari perilakunya... Tugas untuk menjadi pemilik tak pernah di hiraukan dalam perjalanan... Karena asyik menikmati sebagai pengunjung yang terlena keindahan dunia.
Kawan sadarlah diri semua... Kembalilah ke taman-taman sebagai pemilik yang sebenarnya... Karena taman adalah akhir perjalanan para manusia... Hiasi dan rawatlah dengan penuh keikhlasan.
(KAS, Romantika Taman)