Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humor Sufi: Potensi Diri (Hidup yang Selalu Berkeluh Kesah)

10 Desember 2022   07:00 Diperbarui: 10 Desember 2022   07:00 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kedua berkeluh kesah diartikan sebagai bentuk mengadu. Mengadu merupakan sebuah tindakan yang membenturkan dua kekuatan yang dirasa memiliki dominasi dan biasanya diikuti dengan keinginan diri seperti menghasut pihak yang tak disukai.

Ketiga berkeluh kesah diartikan sebagai bentuk mengomel. Mengomel merupakan bentuk tersentuhnya ego diri yang di sertai dengan sikap marah atau menggerutu atas peristiwa dan kondisi yang dialami dalam kehidupan.

Keempat berkeluh kesah diartikan sebagai bentuk merintih.  Merintih adalah sebagai bentuk ketidakberdayaan diri atas sebuah kondisi yang dirasakan tidak mampu untuk dihadapi atau dijalani.

Kelima berkeluh kesah diartikan sebagai bentuk kelah. Kelah yang bermakna bentuk pemberitahuan yang disertai permintaan. Kelah ini tidak hanya dilakukan kepada diri manusia lain yang dirasa lebih memiliki power  ( kekuasaan dan kekuatan) namun juga kepada Sang Pencipta agar menindak atau memberikan perhitungan kepada orang yang telah menindas diri kita.    

Ketika diri mampu memahami arti dan makna dari keluh kesah ini mungkin diri merasa malu karena aktivitas berdoa pun mungkin merupakan bagian dari keluh kesah.  Memang bukan hal yang dilarang dalam berdoa diri mengungkapkan keluh kesah kepada Sang Pencipta.  Namun apakah diri tak pernah memiliki rasa bersyukur atas posisi yang dijalani ini merupakan bagian dari langkah pendewasaan agar menjadi manusia sempurna.

Mungkin dapat dikatakan manakala diri setiap hari hanya mengungkapkan hal keluh kesah ini ibarat diri seperti menggugat Sang Pencipta dengan ketidak terimaan kondisi yang dijalani.  Ketika hal ini selalu diungkapkan mungkin Tuhan bukan memberikan kabar gembira yang dengan ditambahnya kenikmatan agar diri mampu merasakan kebahagiaan hidup tetapi menambah panjang perjalanan yang sulit agar diri sadar dengan posisi yang harus diembannya.

Maka tak heran sekarang ini fenomena kondisi hidup yang berat dari mulai musibah yang diakibatkan oleh manusia itu sendiri dan campur tangan alam melalui bencana hanya sekedar untuk mengingatkan diri agar jangan berkeluh kesah.  Tugas diri adalah menerima dengan lapang dada atas posisi dan kondisi hidup agar diri selalu menerima dan berupaya untuk bangkit dari keadaan.   Karena tugas diri bukan berkeluh kesah melainkan menemukan potensi diri agar mampu mengemban amanat sebagai bentuk bersyukur diciptakan sebagai makhluk sempurna.

Penyebab Keluh Kesah Dan Hilangnya Potensi Diri

Introspeksi yang menimbulkan kesadaran diri memberikan pemahaman bahwa penyebab keluh kesah adalah sifat ketidak inginan hidup susah dan rasa iri hati.  Ketidakinginan hidup susah adalah sifat dasar utama semua makhluk hidup bahwa diri kita tidak ingin hidup susah.  Karena ini diakibatkan oleh pemahaman yang keliru bahwa diciptakan diri dan alam semesta adalah diberikan untuk kebahagiaan manusia maka menjadikan sifat manja dan malas memenjara kehidupan.

Hidup yang serba gampang dan berkecukupan adalah harapan yang dimiliki.  Namun manakala keluh kesah sudah menjadi budaya dalam kehidupan sehari hari maka harapan itu berubah menjadi sebuah angan belaka.  Hal ini bisa terjadi karena sifat penerimaan diri hilang tertutup dengan pemberontak atas kondisi yang dialami.

Penyebab keluh kesah yang lain adalah rasa iri hati.  Iri hati muncul apabila diri tak pernah hidup dalam kesadaran akibat dari kepemilikan rasa sakit akibat dari melihat nasib baik diri makhluk lain.  Rasa iri hati ini digerakkan oleh indra (perasaan) diri kita yang dominan dalam kehidupan. Dominasi perasaan yang mengalahkan indra lain (pikir dan keinginan) dan hati yang tak mampu bekerja akibat tak pernah kerja menjadikan kehidupan diri hanya selalu digerakkan oleh angan dan kekhawatiran tentang kehidupan yang dijalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun