Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humor Sufi: Potensi Diri ("Hilangnya Keseimbangan Kehidupan")

4 Desember 2022   07:00 Diperbarui: 4 Desember 2022   06:59 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemahaman dan alur pikir yang keliru ini menjadikan diri salah dalam memilih jalur kehidupan menjadikan lebih memilih jalur yang berbelok atau arah perjalanan yang salah.  Dan mungkin ini merupakan penjara kehidupan jika diri tak pernah mampu menyadari kondisi yang demikian ini.  Karena alur pikir kita terpenjara pada kehidupan yang fisikisme dan bahkan menganggap hal yang religuitas adalah bukan sebagai satu kesatuan dalam pengetahuan.

Sebuah kerugian jika kondisi seperti ini tetap dipertahankan karena diri tak pernah akan mendapatkan bekal yang dicari dalam kehidupan sekarang ini.  Potensi diri tak pernah ketemu dan mungkin hidup diri kita adalah merupakan hidupnya "pihak" lain yang sudah menjadi penguasa dalam kehidupan sehari-hari.  Sehingga kebahagian dan kebersyukuran hidup jauh dari jangkuan angan diri yang mengakibatkan diri selalu dalam penjara "kekhawatiran" dalam kehidupan.

Mencari Keseimbangan Kehidupan

Kehidupan dunia sekarang ini identik dengan materi maka tidak salah ketika orang mengatakan keseimbangan hidup adalah dengan kecukupan materi agar diri mampu mencukupi segala kebutuhan yang diperlukan.  Ketika ini menjadi rujukan pemahaman diri kita maka mungkin diri akan terlena dan keliru langkah perjalanan dalam kehidupan sekarang ini.  Karena keseimbangan diukur dengan ukuran dunia atau materi belaka.

Kekeliruan atas pemilihan alur pemahaman ini sudah merupakan hal umum terjadi akibat dari salahnya pedoman yang menjadi dasar keilmuwan.  Dan generalisasi atas pemahaman ini adalah sebagai tuhan untuk membenarkan ilmu-ilmu kehidupan. Sehingga menjadikan yang salah terlihat benar dan benar terlihat sebagai sebuah kekeliruan.  Hal ini dapat dibuktikan ketika seorang pemikir menyampaikan sesuatu yang tak lazim walaupun itu benar namun tidak didukung oleh pemahaman yang sudah berlaku mungkin dianggap sebagai sebuah pengetahuan yang menyesatkan.

Ketika kondisi seperti ini tidak ada yang berani melakukan dekonstruksi atas pemahaman yang ada maka tidak mungkin diri akan memiliki kesadaran bahwa pola kehidupan yang ada adalah sebuah kekeliruan.  Framework berpikir yang tidak mau berubah dan tidak mau mengembangkan ilmu yang ada untuk menjadi diri yang tak terbatas karena manusia sebagai makhluk yang sempurna akan sulit menemukan potensi diri sebagai manusia sejati.  Maka tugas baca dan belajar harus terus dilakukan terlebih membaca pada pedoman yang sejati untuk kehidupan manusia.

Baca dan belajar yang benar dengan mendasarkan pada buku pedoman kehidupan adalah mutlak dilakukan karena disitu adalah merupakan sumber segala jenis pengetahuan untuk kehidupan di dunia.  Karena mendasarkan pada sumber alur pengetahuan yang benar pasti akan menemukan pemahaman yang benar pula.  Maka mungkin akan menemukan orientasi pemikiran yang meninggalkan faham yang mungkin sekarang membelenggu kehidupan manusia.

Konsep-konsep yang muncul untuk mencari keseimbangan kehidupan yang baik yang muncul adalah pertama bahwa hidup adalah didasarkan atas dua dasar yaitu fisik dan non fisik. fisik adalah segala sesuatu yang memang secara bentuk dapat dilihat dan dirasakan oleh indra manusia.  Sedangkan non fisik adalah potensi diri yang diberikan oleh Sang Pencipta namun harus ditemukan dengan perjuangan yaitu dengan proses baca dan belajar.

Konsep yang mendasari yang kedua adalah bahwa kehidupan di dunia ini adalah hanyalah sebagai sebuah sarana.  Karena sebagai sebuah sarana maka janganlah dunia menjadi orientasi dan tujuan kehidupan. Karena hanya sarana dan bukan tujuan maka diri harus mampu memanfaatkan dunia hanya sebagai alat untuk mencari bekal dalam mencapai tujuan yang hakiki.

Konsep yang ketiga adalah tugas keseimbangan kehidupan.  Tugas ini adalah bentuk pendelegasian wewenang bahwa diri adalah ditugaskan "sebagai" bukan pemilik atas kehidupan di dunia.  Karena hanya "sebagai" maka segala bentuk aktivitas diri akan dipertanggungjawabkan kepada pemberi wewenang dan kehidupan pada diri  kita.

Bukan hal yang mudah untuk mengembangkan hal tersebut sebagai modal untuk mengembangkan pemahaman atau pengetahuan yang baru.  Namun jaminan keberhasilan sudah diberikan bahwa setiap diri manusia akan mampu manakala diri dapat menemukan potensi diri sebagai manusia yang sejati.  Hanya diperlukan usaha dan semangat serta keyakinan bahwa diri adalah manusia yang sempurna yang mampu menembus batas yang tak terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun