Ketidakenakan secara fisik  akan memberikan keenakan secara non fisik dengan munculnya diri manusia yang dapat mengelola rasa kesabaran, kesadaran dan keiklhlasan.  Output yang didapatkan adalah hadirnya rasa kebahagiaan akibat rasa syukur atas kondisi yang diterima dari ketidakenakan tersebut.
Pembelajaran ketidakenakan bukan dengan menggugat agar diri dibebaskan dari kondisi tersebut namun dengan mencari pengetahuan atau hikmah yang terdapat dari peristiwa tersebut. Â Â Kesadaran ini muncul ketika diri tetap berpegang pada peta perjalanan yang didalamnya penuh hikmah bagi yang mampu menangkap makna atas kejadian dan merupakan petunjuk untuk bermusafir.
Diri akan dapat mencapai kondisi seperti ini ketika diri bertindak tidak seperti manusia yang berkaca mata kuda melainkan mampu membuka mata yang lebar untuk membaca ilmu-ilmu yang disediakan oleh Sang Pencipta dan membuka telinga yang tajam untuk mendengarkan ajakan-ajakan yang membawa kepada kebenaran.
Sifat menggugat adalah bukan sifat asli seorang manusia yang sempurna. Â Karena sifat manusia yang berasal dari tanah secara kodrati adalah mampu dan tangguh dalam menghadapi musim-musim yang ada di dunia ini serta mampu beradaptasi di tengahnya.Â
Ketika diri mampu dan memiliki kesadaran tersebut maka  ujian sebesar apapun (kekekeringan atau kebasahan) bukan menjadikan diri lupa dengan hakekat sebagai manusia.  Sifat adaptif tanah yang mampu menampung air dan mampu bertahan di tengah kekeringan adalah kodrati yang harus selalu menjadi pegangan dalam bermusyafir.
Hanya sekedar humor sufi, jika ada kekeliruan dalam pemahaman adalah khasanah dari ciptaan Sang Pencipta.
Hari ini kulihat matahari... Malu melihat diri yang hina ini... Panas terik tak membuat diri berlari.. Berputus asa menggugat Sang Khalik.
Hari ini ku terima tetes air dari langit... Menangis melihat diri yang hina ini... Derasnya guyuran tak membuat goyah prinsip... Berlari mengadu kepada Sang Pemberi
Salam, KAS
Magelang, 11/2/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H