"Bukan harapan diri untuk anda menjadi musa-musa baru tapi jadilah diri untuk selalu memegang teguh pemahaman yang bersumber pada Buku Panduan. Â Karena dengan hal itu dirimu akan menjadi manusia yang sejati".
Suasana menjadi hening karena para santri mendengar kalimat singkat yang memiliki makna yang sangat dalam. Â Keheningan ini diakibatkan kebingungan makna apa yang sebetulnya diungkap oleh KAS.
Arus positif atau negatif
Keheningan di pecah dengan nasehat yang kembali diungkapkan oleh KAS. Â KAS berkata: "Anak-anakku ketahuilah jika di pemahaman yang sekarang ada dan digunakan sebagai dasar untuk kehidupan adalah hanya arus negatif/positif. Â jadi memang jarang orang yang berpikir masalah arus sungai".
"Jika diri kita sekarang hanya berpikir masalah arus positif dan negatif mungkin diri hanya berpikir bahwa aktivitas adalah untuk kebaikan atau keburukan. Â Namun kebaikan dan keburukan menurut siapa? Â karena jelas pasti jawaban yang ada adalah mengambang. Dan ujung-ujungnya adalah diri hanya tertindas oleh pemahaman yang salah".
"Karena kebaikan dan keburukan adalah ukuran manusia yang berkuasa. Bukan ukuran dari hakekat ukuran yang sesungguhnya. Â Dan juga ujung-ujungnya adalah kebaikan dan keburukan yang berdasarkan atas self interest dari pemahaman yang digunakan".
"Maka tidak heran jika kehidupan sekarang kita banyak menemukan sesuatu yang dipenuhi dengan ketidakseimbangan walaupun yang dilakukan adalah hal yang baik. Â Maka hal yang baik menurut ukuran yang ada belum tentu benar menurut ukuran yang lain terlebih jika menurut ukuran Sang Pencipta pasti tidaklah pener".
"Itu sedikit diri ini ajak kamu untuk berpikir dan merenung tentang benar dan pener."
"Dan juga diskusi ini diri akhiri dengan sebuah syair kehidupan".
Ada Manusia yang merasa cukup materi dan agamanya... Namun tidak pernah diuji dengan ujian dan cobaan... Karena Tuhan tahu bahwa manusia yang seperti itu termasuk golongan yang lemah... Karena lemahnya tidak pernah tersentuh oleh nasehat.
Namun ada juga diri kita yang selalu dalam hidupnya penuh dengan ujian... Bahkan sampai dirinya disebut manusia penuh cobaan... Karena Tuhan tahu bahwa manusia itu adalah golongan yang kuat... Karena hidupnya hanya untuk menginginkan mendapatkan cinta dari San Pencipta.Â
Hanya sekedar humor sufi. Â Tidak ada maksud yang lain hanya untuk tulisan dan bahan perenungan