Kita adalah rentetan kisah
yang berakhir sebelum semuanya dimulai
Lalu mencari pembelaan lewat harap yang tampak samar,
Berebut keping emas yang hanya ada dalam senyum yang mekar
Kita adalah rentetan kisah
yang berakhir sebelum semuanya dimulai
Aku menjemput senyummu di gerbang terdepan,
Kamu meninggalkan ragaku di gerbang terbelakang
Luka yang kamu ukir amat sempurna
Ia tergores merata, tak kenal ini organ utama
atau hanya pelengkap sementara
Kita lupa,
Kita sama-sama pernah mencipta senyum
Lalu kita ingat,
Pada akhirnya tiap insan pasti akan melupa
Lupa pada ia yang pernah meminjamkan bahunya untukmu,
atau sekadar menjadi pendengar keluh kesahmu
Lupa pada ia yang pernah berusaha membahagiakanmu,
atau sekadar menjadi penghibur di suatu waktu
Waktu memang sekejam itu,
Ia memukulmu dengan telak lewat perpisahan,
Kembali membangkitkan harapan lewat pertemuan.
Walau akhirnya yang kau temui hanya segumpal asa tanpa kepastian
Ketika serpihan rindu tak berujung temu,
Masihkah empat huruf sejuta rasa siap menjamu?
iya maksudku, KAMU
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H