Mohon tunggu...
Muhammad Akbar Pawallungi
Muhammad Akbar Pawallungi Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis amatir (sepertinya)

Disini untuk bersenang-senang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rentetan Kisah

26 Juli 2019   12:39 Diperbarui: 29 Juli 2019   06:11 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita adalah rentetan kisah
yang berakhir sebelum semuanya dimulai
Lalu mencari pembelaan lewat harap yang tampak samar,
Berebut keping emas yang hanya ada dalam senyum yang mekar

Kita adalah rentetan kisah
yang berakhir sebelum semuanya dimulai
Aku menjemput senyummu di gerbang terdepan,
Kamu meninggalkan ragaku di gerbang terbelakang

Luka yang kamu ukir amat sempurna
Ia tergores merata, tak kenal ini organ utama
atau hanya pelengkap sementara

Kita lupa,
Kita sama-sama pernah mencipta senyum
Lalu kita ingat,
Pada akhirnya tiap insan pasti akan melupa

Lupa pada ia yang pernah meminjamkan bahunya untukmu,
atau sekadar menjadi pendengar keluh kesahmu
Lupa pada ia yang pernah berusaha membahagiakanmu,
atau sekadar menjadi penghibur di suatu waktu

Waktu memang sekejam itu,
Ia memukulmu dengan telak lewat perpisahan,
Kembali membangkitkan harapan lewat pertemuan.
Walau akhirnya yang kau temui hanya segumpal asa tanpa kepastian

Ketika serpihan rindu tak berujung temu,
Masihkah empat huruf sejuta rasa siap menjamu?
iya maksudku, KAMU

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun