Mohon tunggu...
Mr. M Akbar Ari P
Mr. M Akbar Ari P Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Beropini, Akun Baru.

Tempat Share Pengalaman dan Opini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mirip Flexing, Inilah Hubbul Jah Ala Kitab Ihya Ulumuddin

23 November 2023   09:30 Diperbarui: 27 Desember 2023   05:59 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri." (Q.S Luqman/31;18).

Ayat ini merupakan nasihat Luqman yang berkaitan dengan akhlak dan sopan santun berinteraksi dengan sesama manusia. Sejatinya, Luqman menasihati anaknya atau seluruh manusia yang ada di bumi agar tidak melakukan penghinaan dan kesombongan.

Dalam islam Tidak ada larangan untuk menjadi kaya, apalagi super kaya. Namun secara etika, tetaplah selalu rendah hati dan membumi, karena harta kekayaan hanyalah titipan. Tindakan demikian harus dihindari dan berhati-hati dalam melakukan interaksi sosial. Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

 "Hamba berkata, "Harta-hartaku." Bukankah hartanya itu hanyalah tiga: yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orangorang yang ia tinggalkan" (HR. Muslim).

Kelimpahan harta sangat penting untuk membantu kehidupan manusia, tanpa memiliki kekayaan yang memadai, orang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kelimpahan harta dapat dimanfaatkan untuk meringankan beban orang lain melalui sumbangan kepada individu yang membutuhkan bantuan.

Harta hanyalah kenikmatan yang dititipkan Allah untuk menguji hamba-Nya. Dalam ajaran Islam harta adalah perhiasan dunia sebagai ujian, apakah dengan harta itu mereka bersyukur atau menjadi kufur. Harta di tangan mukmin adalah sarana menuju pahala dari Allah. Harta bukan alat untuk mengukur atau menilai kemuliaan manusia.

Kelimpahan harta bukanlah alat untuk mengukur atau mensurvei kehebatan manusia. manusia mulia bukanlah karena kekayaan yang melimpah dan kendaraan mewah atau rumah mewah, tetapi mulia karena ketakwaannya. Kelimpahan harta Lebih baik dimanfaatkan dalam hal tolong menolong tanpa perlu diketahui orang lain, dengan tidak maksud membanggakan diri. karena Harta yang dibanggakan di dunia tidak akan membawa kebaikan jika hanya dipertontonkan kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun