Mohon tunggu...
Muhajirin
Muhajirin Mohon Tunggu... Guru - Asah pikir dengan menulis

Belajar menulis dengan baik adalah bagian penting untuk mengawetkan pengetahuan. Kadang ilmu bisa karatan dalam pikir yang terpendam. Berdiskusi dan menulis merupakan sebagian cara untuk mengasah Ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Asa Buruh di Gubuk Bambu

1 Mei 2021   13:05 Diperbarui: 2 Mei 2021   00:01 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dan hanya bisa diteduhkan oleh telaga netra 

Milik para bidadari dan pangeran mungil di gubuk bambu 

Betapa lincah berebut kecupan di ubun-ubun 

Walaupun peluh sang buruh menebali rambut kepang setengah pirang

Warna terbakar matahari setelah berlari-lari 

Mereka tetap riang seperti menumbuhkan semangat

 Agar esok buruh tetap mampu memikul hari 

Biarlah akan menjadi saksi 

Bersama waktu terus berlari

Waikabubak, 1 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun