Sebagai seorang yang beragama apabila dihadapkan musibah seperti jatuhnya pesawat dan peristiwa menyangkut nyawa yang lainnya, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk betul-betul meresapi bahwa dunia ini adalah kesementaraan yang melenakan. Tidakkah kita belajar dari pesawat Adam Air di perairan Majene, Sulawesi Selatan?Â
Tidakkah kita belajar dari gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat? Belum cukupkah pesawat yang jatuh untuk kemudian kita sadar bahwa telah jutaan manusia di bumi ini yang meninggal? Mari renungkan kembali tujuan hidup kita. Segalanya hanyalah titipan. Nyawa dapat melayang kapan saja. Tidak menunggu kapan kita siap.
Sebelum menutup, kami sampaikan rasa belasungkawa dan keprihatinan terhadap jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 MAX 8 beserta kepada seluruh korban, terkhususnya saudara kita warga negara Indonesia. Semoga tetap tabah dan sabar dalam menghadapi dinamika kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H