Tak bisa kita pungkiri bahwa semakin kita ahli dalam pekerjaan tertentu, maka semakin luas kita akan melihat. Mungkin ini adalah peringatan Tuhan kepada manusia, bahwa semakin kita belajar, maka (seharusnya) kita akan merasa semakin kecil di hadapan Tuhan yang menciptakan segala sesuatu sedemikian luas.Â
Contoh, apabila kita mencoba menciptakan sebuah pesawat dengan mencontoh kepada burung-burung yang terbang dengan bebas. Kita melihatnya dengan konsep yang sangat sederhana.Â
Namun, sebenarnya apabila kita meneliti lebih lanjut ada begitu banyak faktor yang akan didapatkan. Dari segi bahan, teknis, rangka, angin yang bertiup, tekanan udara, bahan bakar dan faktor takdir.Â
Semuanya begitu rumit sehingga melalui hal itu sebenarnya manusia harus tersadar bahwa betapa kecil dirinya. Hanya membuat sesuatu seperti burung saja membutuhkan pemikiran yang ekstra.
Sebelum kejadian, Ethiopian Airlines Boeing 737 MAX 8 dikendalikan oleh seorang pilot ternama, yaitu Kapten Senior Yared Getachew dengan 8.000 jam terbang.Â
Ini adalah pelajaran kelas atas bagi siapa saja yang ingin merenung, bahwa takdir selalu berada di atas kehendak dan pengalaman manusia. Sungguh, manusia sangatlah kecil, Bung.
 Kejadian adalah ujian dari Tuhan
Melalui berbagai peristiwa yang terjadi, Tuhan mencoba memberikan contoh yang tersirat dan tersurat. Tuhan mencoba mencari hambanya yang betul-betul beriman kepadaNya dengan cobaan yang diberikan. Siapa yang bersabar dan bertawakkal kepadanya, maka itulah orang yang betul-betul percaya dan begitu pula sebaliknya.Â
Dalam kejadian jatuhnya pesawat dan bencana yang lain, sesungguhnya Tuhan menguji kualitas moral yang perlu dijaga oleh umat manusia. Kita lupa bahwa orang-orang mulia sekelas Nabi, lahir dari kondisi yang tidak menguntungkan.
 Sebab mereka bersabar dan bertawakkal, sifat keistimewaan mereka terlihat sedikit demi sedikit sampai menjadi tuntunan hidup bagi orang banyak.
Dunia ini fana, ada tujuan ideologis jangka panjang yang mesti dikerjakan