Hal ini sudah harus menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan oleh pihak masjid. Yang mana penjaga sandal dan parkir sudah wajib dimasukkan ke dalam komponen pengurus masjid, selayaknya petugas kebersihan dan orang-orang yang merawat masjid lainnya. Sehingga uang sumbangan terfokus untuk masuk ke kotak amal masjid lalu dikelola sedemikian rupa.Â
Lalu dengan mekanisme yang ada, masjidlah yang menggaji para pekerja ini. Saya rasa dengan dana masjid yang amat banyak dari sumbangan tetap donatur dan lain-lain, maka memberikan hak bulanan kepada mereka bukanlah suatu hal yang sulit. Tiap salat Jumat dilangsungkan, kita selalu mendengar laporan keuangan yang berbunyi jutaan rupiah.
Solusi ini bertujuan untuk menjadikan masjid bukan sebagai tempat parkir liar yang tak terorganisir dan membuat lapangan pekerjaan baru bagi orang yang membutuhkan. Ini adalah pemikiran jangka panjang saya  selaku umat muslim, yang sudah mengindikasi bahwa tempat ibadah sudah menjadi lahan basah bagi segolongan orang.Â
Bukti yang nyata adalah ketika hari raya keagamaan tiba. Tarif parkir naik menjadi dua sampai empat kali lipat dari biasanya tanpa diketahui oleh pengelola masjid. Apabila ini diterapkan, masyarakat akan damai dengan hal itu. Terjalin hubungan harmonis antara penyembah dan para pekerja keamanan. Tidak ada lagi eskpresi menyedihkan yang terlihat dari pekerja dan penyembah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H