Jangan kalian jual tanah kami, sementara kami terlantar.
Jangan buat harga diri  bangsa turun, karena sifat keserakahan kalian.
Untuk kalian para penguasa, sadarlah. Kalian punya tugas dan tanggung jawab sacral yang balasanya besar di akhirat nanti.
Sekali-kali turun dan lihatlah mereka rakyat jelata, yang setipa hari berharap derita ini segera berakhir. Jangan salahkan mereka, mereka seperti itu karena kurangnya pendidikan. Mereka ingin berpendidikan, tapi uang pendidika yang tiap waktu semakin naik, tidak ada lagi harapan mereka unutk berpendidikan. Padahal pendidikan itu ialah hak segala bangsa, dan dibiayai oleh Negara.
Betapa banyaknya kejanggalan dan pelanggaran dinegeri ini. Hukum lama dihapus, hokum baru dimunculkan untuk memuaskan keserakahan para penguasa.
Suara-suara kritik dan perlawanan, semakin hari tergerus. Kaum-kaum intelektual diambil nyawanya dan dikemudi, menjadikan mereka budak-budak kampus. Lalu lupa dengan derita rakyat.
Aku salut dengan mereka yang sampai hari ini masih rela berpanas-panas, berhujan-hujan dijalan-jalan untuk meneriakan ketidakadilan di negeri ini.
Dikala kebanyakan mahasiswa lainya sudah dicuci otaknya, mereka masih mampu berjuang dan lolos dari cucian otak itu.
Selamat untuk kalian yang masih memeprtahankan hal itu, mudah-mudahan kobaran api semangat seperti itu jangan sampai hanya ada  dan berhenti digenerasi kalian.
Aku sering berkhayal, negeri ini kembali seperti tujuan awal pendirianya. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme benar-benar hilang dinegeri ini. segala sesuatunya dilakukan benar-benar untuk kemakmuran rakyat. Negara hanya sebuah symbol, sebenarnya yang harus diperhatikan adalah masyarakatnya. Semakin bagus dan sejahtera masyarakatnya, semakin bagus juga nama Negara itu.
Amerika, Jerman, Ingris, Jepang, Australia, dan deretan Negara-negara maju lainya. Mereka lebih utama memberdayakan masyarakatnya. Kita punya sumber daya alam yang melimpah, hanya tinggal bagaimana kita menyiapkan sumber daya manusianya yang berkualitas.