Mohon tunggu...
Muh Fahrurozi
Muh Fahrurozi Mohon Tunggu... Human Resources - Penikmat Kopi

Hanya manusia biasa yang ingin mati dengan damai, sebab hidup adalah proses panjang dari bagaimana cara kita mati.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menunggu Sang Negarawan

5 Mei 2018   18:12 Diperbarui: 7 Juni 2018   08:05 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lagi soal kebijakan, ketika rakyat mencoba untuk menyuarakan hal itu, negeri ini seakan tidak memiliki pemeritahan. Semua diam dan menutup mata, seolah-oleh suara rakyat itu tidak ada artinya apa-apa, padahal rakyat itulah yang membuat mereka bisa berada di posisinya sekarang.

Katanya kebebasan berpendapat itu sudah diatur dalam undang-undang. Namun nyatanya ketika rakyat mencoba menyuarakan hal yang tidak memihak kepada masyarakat, mereka malah membubarkannya secara paksa. Saya pikir kebebasan berpendabat sekarang hanya untuk mereka yang berkuasa.

Sampai saat ini, apa yang salah dengan Indonesia? Jawabanya Indonesia kurang berani, ketika ada seorang atasan yang melakukan sesuatu yang tidak semestinya, mereka tidak berani lagi menantang dan bertindak lebih jauh, walaupun itu untuk kebenaran dan rakyat.

Kekuatan dan kekuasaan utama yang katanya dari rakyat, relitasnya tidak seperti itu. Rakyat hanya dijadian babu, sumber  dan ladang uang untuk mereka.

Begitu bobroknya keadilan dinegeri ini, yang dibela hanya mereka yang berduit, sekalipun orang yang berduit itu salah tetap dibela.

Rasanya ingin berontak dan berteriak melihat kekacauan yang terjadi dinegeri ini, tapi dalam pandangan orang, saya mungkin tidak lebih hanya seperti sebutir pasir di dalam panjang pantai di Indonesia. Terlihat kecil bersama dengan orang-orang disekitar. Saya tidak bisa melawan mereka yang memiliki penjaga, yang mampu mengatur semuanya. Ketika ada yang berontak dan melawan, hasilnya kalau tidak mati ya dipenjarakan.

 Yang ku lakukan hanya bisa berharap sampi berusaha terus mengubah diri untuk mencintai Indonesia dan mengajak teman-teman yang lainya juga untuk terus melakukan perlawanan terhadap ketimpangan dan ketidakadilan di negeri ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun