Namun, selain menyebut hambatannya, ia sekaligus membeberkan jalan keluar dari tantangan mengembangkan produk tenun Sengkangnya selama ini.
Pertama, ia tetap mempertahankan produk menggunakan kain tenun asli Sengkang dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), bukan kain tenun pabrikan. Selanjutnya, ia mengedukasi pelanggan tentang jenis tenun. Mengajari perbedaan tenun ikat dan tenun sutera asli. Serta menjelaskan perbedaan motif yang ditenun, dicap dan diprint.Â
Rahasianya adalah, membuat kerajinan yang berbeda modelnya dari yang panyak di pasaran.
Kedua, perlahan lahan, dirinya menggaet teman-teman di warung sosial untuk belajar mengolah kain tenun.Â
"Karena tenun harus hati-hati dalam pengerjaan. Seratnya rentan terberai," ujarnya.
Ada beberapa hal yang membedakan produk Kamummu dari yang lain, yakni; Handmade, Kamummu menggunakan kain tenun ikat Sengkang yang ditenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), dan model-model Kamummu tak seperti yang banyak dijual di pasaran.
"Beliau sudah meninggal dunia, sudah lama sekali berhenti menenun," katanya, "saya tertarik tenun setelah nenek lama meninggal, padahal harusnya bisa belajar beragam motif tenun dari beliau," kenangnya.
Akan tetapi, Andi Bunga Tongeng, tetap gigih belajar menenun. Ia belajar berbagai bahan tenun dan benangnya, serta jenis-jenis tenun dari seorang teman bernama Ida Sulawati.
"Beliau pengusaha kain tenun di Sengkang."
Selain menenun dan memproduksi dompet dan tas dari kain tenun Sengkang, ia juga kerap mengadakan workshop menjahit kerajinan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!