Saya mewawancarainya baru baru ini. Ia mengatakan bahwa mulanya ia hanya ikutan belajar craft bersama teman-temannya di Makassar.
"Mulanya saya hanya ikut belajar craft bersama teman-teman Kompakers Makassar," kisahnya. "Lalu kami membentuk komunitas Zukaacraft dan saya memilih nama Kamummu sebagai brand. Saya memilih fokus ke tenun saat itu," ujar perempuan yang juga aktif di Sobat LemINA.
Mulai dengan Niat Baik
Perempuan kelahiran Makassar 5 Juni 1974 ini memulai usahanya dengan niat ingin berbisnis kerajinan sekaligus ingin memelihara budaya Sulawesi selatan khususnya tenun Sengkang.
"Seorang teman pengusaha kain di Sengkang banyak bercerita bagaimana satu persatu penenun tradisional gulung tikar karena tak mampu bersaing dengan tenun pabrikan dengan mesin," ia bercerita, "harga pabrikan jauh lebih murah dibanding tenun ikat pake ATBM."
Tak berhenti sampai di situ.
"Pengusaha ulat sutera pun mulai berkurang di Sengkang. Sebagian besar produksi menggunakan benang import dari India (viscose)," lanjutnya.
Ketika ditanya tentang hambatan atau tantangan yang dirinya dapatkan, perempuan yang berumah maya di ungatongeng.com itu mengatakan bahwa setidaknya ada dua tantangan yang dirinya hadapi.
Pertama, tantangannya yakni bagaimana agar dapat bersaing dengan produksi sejenis.Â
Kedua, bagaimana mencari tenaga pengrajin yang bisa mengolah kain tenun menjadi dompet dan tas.