Mohon tunggu...
Mugniar
Mugniar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mamak Blogger

Ibu dari 3 anak dan penulis freelance yang berumah maya di www.mugniar.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

3 Jenis Alasan Gen Z Resign dari Tempat Kerja

7 Mei 2024   10:35 Diperbarui: 19 Mei 2024   15:50 1445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat sendiri, menggunakan Canva.

Saya terkejut ketika mengetahui sejumlah peserta, termasuk pegawai baru yang mengikuti kelas saya sudah resign, sisa 70% yang bertahan.

Oktober lalu saya mengisi kelas bertopik membuat postingan medsos yang menarik di perusahaan milik Muhammad Iqbal, kawan lama saya. Tujuannya, agar para pegawai gen Z itu bisa memasarkan produk-produk perusahaan.

Sangat disayangkan karena di antara mereka ada yang berpotensi dan sudah diidentifikasi Iqbal untuk dibina agar berkembang pengetahuan dan kemampuannya namun memilih resign.

3 Jenis Alasan Gen Z Jadi Kutu Loncat

Mengapa kaum gen Z ini mudah resign dari pekerjaan? Begitu mudahnya mereka undur diri walaupun masa kerja belum genap 1-3 bulan. Setelah mengulik, saya menemukan 3 jenis alasan mengapa mereka mengundurkan diri:

1. Internal

Alasan yang berasal dari diri gen Z mencakup: merasa bosan, pindah ke tempat kerja yang gajinya lebih besar, melanjutkan studi, membangun usaha sendiri, ingin ganti profesi, kesehatan bermasalah, dan ingin mencari tantangan baru.

2. Terkait Tempat Kerja

Suasana kerja tidak nyaman dan gaji kurang menjadi alasannya. Menariknya, penelitian ditempat lain berjudul Alasan Responden Gen Z Resign dari Tempat Kerja (databoks.katadata.co.id November 2022) memuat survei Jajak Pendapat (JakPat) memaparkan "suasana kerja tak nyaman" ke dalam 8 poin terkait gaji, jam kerja, budaya kerja, job description, rekan kerja, dan sistem kerja perusahaan.

Sumber grafik: databoks.katadata.co.id
Sumber grafik: databoks.katadata.co.id

3. Eksternal

Alasan dari luar berupa permintaan keluarga, merawat orang tua/suami sakit, dan tersangkut masalah hukum.

Studi lain yang dipublikasikan Jurnal Ilmu Sosial (2020), oleh Putri Rakhmatia Nabahani dan Setyo Riyanto mengungkapkan: generasi Z sering dianggap sebagai generasi yang cenderung cepat berpindah-pindah pekerjaan karena cenderung mudah mengundurkan diri dari pekerjaan.

Dalam jurnal berjudul Job Satisfaction and Work Motivation in Enhancing Generation Z's Organizational Commitment ini disebutkan:

Fakta bahwa generasi Z semakin matang seiring dengan perkembangan teknologi menimbulkan asumsi generasi Z menjadikan teknologi sebagai kepribadiannya. Mereka bisa kreatif dan inovatif sesuai keinginan dengan segala aksesibilitas dan informasi tanpa batas. Jika tidak menyukai sesuatu, mereka dengan mudah mengubahnya sesuai kemampuan (Csiszrik-Kocsr & Garia-Fodor, 2018). Perilaku ini terkait dengan konsep komitmen organisasi. Olehnya itu, komitmen organisasi dapat diasumsikan menjadi masalah bagi mereka. Beberapa penelitian mengenai tingkat komitmen mereka menunjukkan bahwa tidak seperti generasi sebelumnya yang rela setia pada satu perusahaan dalam waktu lama, generasi Z kemungkinan besar adalah generasi yang "pindah-pindah pekerjaan", artinya mereka tidak menetap di satu perusahaan (Beckman, 2018) (Limn, 2019). Karena alasan tertentu, mereka cenderung selalu mencari pekerjaan lain setiap kali ada kesempatan.

Berproses untuk Sukses

Jadikan hal-hal tersebut acuan pemilik usaha. Jangan bingung jika pegawai gen Z Anda mengundurkan diri. Mereka bisa memutuskan cepat tanpa mempertimbangkan peluang lain untuk tetap bertahan.

Contohnya di perusahaan milik Muhammad Iqbal. Karyawan yang berpotensi mengundurkan diri padahal jika bersabar dan menjajaki peluang yang ada, terbuka kesempatan berpendapatan maksimal 5x gaji bulanan.

Pusat Bendera Makassar. Dokpri.
Pusat Bendera Makassar. Dokpri.

Salah satu unit usaha milik Iqbal bertempat di Ruko Century (Pusat Bendera Makassar) di Kompleks Bisnis Centre III, di jalan AP. Pettarani.

Di situ ada mesin digital yang mampu mencetak > 100 bendera dalam satu jam dan menghasilkan aneka varian produk.

Dengan mesin canggih Century Star, bahan kain berwarna putih dipanasi terlebih dulu di dalam mesin sampai suhu tertentu lalu langsung dicetak menjadi warna apa saja dan dijamin warnanya tahan lama.

Mesin ini menggunakan teknik sublim, kecepatan cetaknya 70 m2/jam. Terhubung dengan komputer yang dioperasikan untuk mendapatkan hasil presisi. 

Selain bendera dan umbul-umbul, mesin ini mencetak spanduk, banner, tas, tenda event, penanda warung makan, taplak meja, pakaian, selempang, dompet, sajadah traveling, dan lain-lain.

Faktanya, ada 70-an mesin cetak dan mesin pendukung lainnya dalam lingkup Fadel Group. Pegawai berprestasi dapat menjadi mitra dan memiliki akses ke semua mesin cetak untuk menerima berbagai orderan termasuk buku, stiker, label, undangan, poster, kartu nama, sampul buku, buku, kalender, baju kaos, merchandise, kemasan makanan/minuman, sablon, cetak foto pada kanvas, dan sebagainya yang kesemuanya memungkinkan seorang gen Z berpendapatan hingga 5x lipat.

Dengan ilustrasi ini wahai gen Z, bersabarlah menjalani proses dan pandailah melihat peluang. Ada kesempatan untuk meraih sukses melalui proses yang tidak instan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun