Mohon tunggu...
Mugniar
Mugniar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mamak Blogger

Ibu dari 3 anak dan penulis freelance yang berumah maya di www.mugniar.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kusta Bukan Halangan untuk Berdaya

5 September 2023   20:52 Diperbarui: 5 September 2023   21:21 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber nationalgeographic. Dimodifikasi menggunakan Canva.

MELAWAN STIGMA NEGATIF KUSTA adalah peran yang bisa diambil masyarakat saat ini. Seperti kasus Yuli di atas, dirinya sempat termakan stigma negatif shingga mentalnya down. Akan tetapi DUKUNGAN dari orang-orang terdekat membantunya bangkit.

  

Ratna Indah Kurniawati Melawan Dusta Kusta

Sungguh, support system yang positif mampu menggerakkan para OYPMK bangkit menyongsong masa depannya. Bahkan mengupayakan support system mengantarkan seseorang yang gigih MELAWAN DUSTA KUSTA meraih penghargaan SATU Indonesia Award untuk kategori Kesehatan pada tahun 2011.  

Nama seseorang itu adalah RATNA INDAH KURNIAWATI. Profilnya dimuat di website satuindonesia.com[6]:

Wanita berhati mulia yang merupakan perawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Grati itu tak cuma mengembalikan kehidupan Amat (OYPMK warga Desa Rebalas, Kecamatan Grati, Pasuruan) tetapi juga dua mantan penderita kusta lainnya yang juga telah menjadi juragan jangkrik. Selain mereka ada dua mantan penderita kusta yang membuka usaha menjahit dan menyulam. “Semuanya ada 20 mantan penderita yang sudah dapat bekerja,” kata Ratna. Menjadi perawat sejak 2004, wanita kelahiran 23 April 1980 ini saat itu bertugas sebagai perawat dan pengelola program kusta di Puskesmas Grati. Ratna mendata ulang penderita kusta di wilayah kerjanya, yang mencakup 9 desa. Ia menghubungi mereka satu demi satu untuk mengetahui status terbaru penyakit mereka.

Pada tahun 2011 itu, Amat bisa panen 26 kg jangkrik per bulannya dengan harga jual Rp20.000-Rp30.000 per kilogram. Bukan hanya untuk laki-laki, Bu Ratna juga melakukan upaya pemberdayaan perempuan di wilayah kerjanya melalui pelatihan menjahit dan menyulam di kecamatan Grati, Pasuruan. Di sana, saat itu kusta menjadi merupakan salah satu penyakit yang banyak penderitanya, dari 9 desa, sekitar 400 orang terjangkiti kusta.

Hal demikian menggerakkan hati Ratna Indah Kurniawati. Sebagai perawat yang menyaksikan realita tersebut, dirinya merasa kasihan melihat para OYPMK yang hampir semuanya berasal dari keluarga tak mampu. Dengan kondisi seperti itu, dampak kesulitan mencari pekerjaan pun semakin menambah beban mereka.

Foto dari kpdpkmgrati.blogspot.com. Dibuat menggunakan Canva.
Foto dari kpdpkmgrati.blogspot.com. Dibuat menggunakan Canva.

"Karena penyakit yang pernah mereka miliki, mereka menjadi susah untuk bekerja. Hidup mereka harus bergantung dengan orang lain. Ditambah lagi penyakit kusta ini membuat penderitanya cacat tangan atau pun cacat kaki," tutur Ratna kepada detikHealth pada acara Bincang Inspiratif dalam rangka Kick Off SATU Indonesia Awards 2014 di fX lifestyle X'nter, Jl. Jend Sudirman, Jakarta Pusat, dan ditulis pada Kamis (6/3/2014)[7].

Menurut perempuan yang lahir pada 23 April 1980 ini, para mantan penderita kusta walaupun sudah selesai pengobatannya, masyarakat tetap menganggap mereka masih mengidap kusta sehingga masih dapat menularkan.

Tak selalu berjalan mulus, upaya tulus Ibu Ratna pernah mendapatkan tentangan dari penderita kusta, OYPMK, keluarga terdekat, hingga perangkat desa. Ibu Ratna pernah menghadapi seorang penderita kusta yang menolak untuk berobat ke puskesmas padahal sudah postiif kusta. Orang tersebut berdalih dirinya orang baik-baik dan tidak ada riwayat kusta dalam silsilah keluarganya. Akhirnya Ibu Ratna yang mendatanginya dan memberikan edukasi yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun