Mohon tunggu...
Mugniar
Mugniar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mamak Blogger

Ibu dari 3 anak dan penulis freelance yang berumah maya di www.mugniar.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencapai Tujuan Pembangunan Keluarga, Bermula dari Kesadaran

6 Agustus 2015   23:24 Diperbarui: 6 Agustus 2015   23:24 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berjalannya fungsi keluarga untuk mencapai tujuan berkeluarga mengharapkan hasil akhir berupa: keluarga yang berketahanan dan sejahtera. Peran terbesar ada pada orang tua yang siap menjadi orang tua. Orang tua memahami peran pentingnya sebagai orang tua dan memahami konsep dirinya. Peran ayah juga terlibat langsung dan aktif, bukan hanya ibu.

Dengan demikian, baik ayah dan ibu dapat mendorong dan membantu tumbuh-kembang yang baik bagi anak-anaknya, menjauhkannya dari pengaruh negatif media, menjaga kesehatan reproduksi anak, dan membentuk karakter anak sejak dini.

Namun, sekali lagi, fungsi keluarga tak dapat berjalan baik tanpa kesadaran penuh kedua orang tua yang menjadi pemain utamanya. Membentuk karakter berkualitas pada anak hanya dapat dilakukan oleh orang tua yang juga punya karakter berkualitas. Sebelum membentuk karakter anak, kembali lagi orang tua dituntut memiliki kesadaran penuh untuk dapat mengukur karakter dirinya. Bila masih ada kekurangan, harus diatasi dulu sebelum menuntut anaknya berkarakter baik.

[caption caption="Orang tua berperan besar sebagai sistem Mikro"]

[/caption]

4 Cara Meningkatkan Kesadaran Diri

Bagaimana agar bisa meningkatkan kesadaran diri?

Ya, bagaimana caranya?

Ini dia, 4 cara meningkatkan kesadaran diri:

  1. Senantiasa mengintrospeksi/mengevaluasi diri dengan jujur. Di dalam Islam, istilah ini dikenal dengan “muhasabah”. Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya” [hadits riwayat Tirmidzi].
  2. Memahami diri sendiri dengan baik. Mengenali dengan baik apa kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
  3. Memahami situasi dengan baik. Memahami apa yang sedang dan akan dihadapi, termasuk orang-orang yang terlibat di dalamnya. Pahami tantangan dan ancamannya. Cari informasi sebanyak-banyaknya dan bersiap menghadapi berbagai kemungkinan.
  4. Fokuslah dengan apa yang sedang dikerjakan atau dialami. Fokuslah pula kepada siapa kita sedang berkomunikasi. Lakukan dengan seksama dan penuh konsentrasi. Adjie Silarus – seorang trainer dan konsultan psikologi  dan lebih dari 1.000 penelitian (secara psikologi dan medis) sejak tahun 1970-an menawarkan mindfulness. Mindfulness adalah cara sederhana untuk melatih diri agar sadar penuh, hadir utuh “di sini dan saat ini”, lebih menyadari kehidupan dengan segala yang terjadi setiap saat.

 

***

 

Kesadaran diri yang penuh akan membuat ayah dan ibu lebih menyadari apa yang dipikirkan, dirasakan, dan lakukan, juga lebih menyadari apa yang terjadi di dalam pikiran dan tubuhnya. Dengan demikian, ayah dan ibu – selaku pemain utama dalam mencapai tujuan pembangunan keluarga dapat menciptakan stimulus sehingga mengeluarkan tanggapan/reaksi agar dapat memilih, melihat, dan mengambil tindakan dengan lebih bijaksana. Hal ini sejalan dan mendukung kebijakan pembangunan keluarga sebagai implementasi revolusi mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun