[caption id="attachment_218942" align="alignright" width="300" caption="Senang di milad pertama KB Babul Jannah"]
Hal ini penting sekali supaya Babul Jannah bisa mengeluarkan ijazah TK bagi santrinya yang sudah siap masuk SD dan bisa menerima bantuan-bantuan dari Departemen Pendidikan Nasional. Biaya masuk TK sekarang jauh di atas itu. Sudah termasuk murah jika sekolah mematok uang pangkal sebesar tujuh ratus lima puluh ribu rupiah. Jauh lebih murah lagi di Babul Jannah yang hanya mematok seratus lima puluh ribu rupiah hanya sekali bayar, tanpa uang bulanan pula. Andai pun ada orangtua yang berketetapan hati menyekolahkan anaknya di Babul Jannah tetapi tidak mampu membayarnya sekali pun, pak Haryadi tentu tak akan tega menerapkan sanksi apa-apa.
Pendidikan pra sekolah Babul Jannah sangat membantu warga agar anak-anak mereka memiliki cukup bekal untuk masuk SD. Sangat membantu, selain dari segi pembekalan pengetahuan kepada anak-anak, juga dari segi ekonomi mereka. Andai semua warga menyadari, insya Allah - berkah Allah akan turun di tempat seperti ini. Tempat yang di dalamnya ada keikhlasan membagi ilmu, menggembirakan anak-anak, dan kesungguhan hati dalam mencerdaskan anak-anak tanpa tendensi duniawi. Berkah ini, insya Allah memudahkan anak-anak mereka menyerap ilmu pengetahuan yang ditularkan oleh guru mereka.
Harapan dan Semangat yang Tak Pernah Pupus
[caption id="attachment_218943" align="alignleft" width="300" caption="Lomba bawa kelereng di milad 1 KB Babul Jannah"]
Pak Haryadi menyampaikan kepada para orangtua santri cilik ini supaya membawa anak-anak mereka untuk latihan esok hari pukul sembilan pagi di TPA. Ia berencana menampilkan kemampuan para santri ini dalam menghafalkan do’a-do’a harian. Pukul sembilan keesokan harinya, baru satu santri cilik yang muncul. Pak Haryadi bergegas keluar rumah, menjalankan sepeda motor bebek milik anaknya ke rumah-rumah santri cilik yang lain yang tersebar dalam radius dua ratus hingga tiga ratus meter dari rumahnya, untuk mengingatkan rencana latihan pagi itu. Dua puluh menit kemudian barulah mereka terkumpul. Pak Haryadi dengan senang hati membimbing para cilik ini mengulang-ulangi hafalan do’a harian mereka.
[caption id="attachment_218944" align="alignleft" width="300" caption="Bermain jungkat-jungkit"]
Pak Haryadi yang sederhana, tak pernah neko-neko menjalankan idealismenya dalam hal pencerdasan masyarakat sekitar. Ia tak pernah meminta para orangtua santri ciliknya dalam pengadaan perlengkapan yang berharga mahal seperti DVD player, pesawat televisi, ayunan, jungkat-jungkit, dan perosotan. Jika ada sumbangan dari donatur, ia pergunakan sebaik-baiknya untuk kebutuhan anak-anak. Jika tak ada sumbangan, ia tak ragu mengeluarkan uang pribadinya. Jika sedang tak memiliki uang, ia sabar menunggu hingga rezekinya tiba sambil memikirkan cara yang lebih murah untuk mengadakannya.
Secara perlahan murid pra sekolah bertambah, tentunya hal ini membawa angin segar bagi yayasan Babul Jannah dan pak Haryadi. Baginya, semangat belajar anak-anak sangat penting. Tak kalah pentingnya pula dorongan para orangtua dalam menyemangati anak-anaknya untuk belajar. Honor tak pernah menjadi masalah baginya, ia sudah biasa mengabdi tanpa honor. Asalkan dua hal tersebut terlaksana, kebahagiaan ruhani akan mengejawantah dalam dirinya dan menghasilkan energi luar biasa untuk berbuat yang lebih banyak dan lebih berkualitas lagi.
Makassar, 20 Oktober 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H