Mohon tunggu...
Mugniar
Mugniar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mamak Blogger

Ibu dari 3 anak dan penulis freelance yang berumah maya di www.mugniar.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bintang Babul Jannah

20 Oktober 2012   17:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:35 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_218942" align="alignright" width="300" caption="Senang di milad pertama KB Babul Jannah"]

1350753208310914236
1350753208310914236
[/caption] Rapat orangtua murid dengan pak Haryadi ini membahas tentang rencana bergabungnya pra sekolah dengan Departemen Pendidikan Nasional. Persyaratan yang diajukan dari Departemen Pendidikan Nasional adalah, hal-hal administratif yang harus dipenuhi oleh sekolah yang bersangkutan. Seperti: adanya paket pendidikan (seperti peralatan belajar siswa) dan uang pangkal. Pak Haryadi harus menyampaikan kepada para orangtua tentang sejumlah rupiah yang harus dibayar untuk itu. Jika ingin masuk di bawah naungan departemen ini, mau tidak mau persyaratan administrasi itu harus ada. Untuk TPA Babul Jannah, biaya itu ditetapkan totalnya sebesar seratus lima puluh ribu rupiah, selama bersekolah. Tidak ada biaya bulanan. Hanya tetap ada ‘celengan harian’, untuk mengajar anak-anak kecil ini bersedekah setiap harinya.

Hal ini penting sekali supaya Babul Jannah bisa mengeluarkan ijazah TK bagi santrinya yang sudah siap masuk SD dan bisa menerima bantuan-bantuan dari Departemen Pendidikan Nasional. Biaya masuk TK sekarang jauh di atas itu. Sudah termasuk murah jika sekolah mematok uang pangkal sebesar tujuh ratus lima puluh ribu rupiah. Jauh lebih murah lagi di Babul Jannah yang hanya mematok seratus lima puluh ribu rupiah hanya sekali bayar, tanpa uang bulanan pula. Andai pun ada orangtua yang berketetapan hati menyekolahkan anaknya di Babul Jannah tetapi tidak mampu membayarnya sekali pun, pak Haryadi tentu tak akan tega menerapkan sanksi apa-apa.

Pendidikan pra sekolah Babul Jannah sangat membantu warga agar anak-anak mereka memiliki cukup bekal untuk masuk SD. Sangat membantu, selain dari segi pembekalan pengetahuan kepada anak-anak, juga dari segi ekonomi mereka. Andai semua warga menyadari, insya Allah - berkah Allah akan turun di tempat seperti ini. Tempat yang di dalamnya ada keikhlasan membagi ilmu, menggembirakan anak-anak, dan kesungguhan hati dalam mencerdaskan anak-anak tanpa tendensi duniawi. Berkah ini, insya Allah memudahkan anak-anak mereka menyerap ilmu pengetahuan yang ditularkan oleh guru mereka.

Harapan dan Semangat yang Tak Pernah Pupus

[caption id="attachment_218943" align="alignleft" width="300" caption="Lomba bawa kelereng di milad 1 KB Babul Jannah"]

13507536541344536370
13507536541344536370
[/caption] Pada suatu sore, hari Selasa terakhir di bulan Juli. Pak Haryadi menyambangi satu per satu rumah dari sebagian santri ciliknya yang masih aktif. Siang harinya, tiba-tiba ada undangan untuk mengisi pentas peringatan hari kemerdekaan pada hari Rabu malam esok. Tahun ini peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di kelurahan Rappocini diselenggarakan pada minggu terakhir bulan Juli karena mulai tanggal 1 Agustus bertepatan dengan puasa Ramadhan.

Pak Haryadi menyampaikan kepada para orangtua santri cilik ini supaya membawa anak-anak mereka untuk latihan esok hari pukul sembilan pagi di TPA. Ia berencana menampilkan kemampuan para santri ini dalam menghafalkan do’a-do’a harian. Pukul sembilan keesokan harinya, baru satu santri cilik yang muncul. Pak Haryadi bergegas keluar rumah, menjalankan sepeda motor bebek milik anaknya ke rumah-rumah santri cilik yang lain yang tersebar dalam radius dua ratus hingga tiga ratus meter dari rumahnya, untuk mengingatkan rencana latihan pagi itu. Dua puluh menit kemudian barulah mereka terkumpul. Pak Haryadi dengan senang hati membimbing para cilik ini mengulang-ulangi hafalan do’a harian mereka.

[caption id="attachment_218944" align="alignleft" width="300" caption="Bermain jungkat-jungkit"]

1350753824339242271
1350753824339242271
[/caption] Lepas maghrib pada Rabu malam esok harinya, mereka gladi resik di rumah pak Haryadi. Lepas isya, peringatan hari kemerdekaan RI yang digelar di pekarangan masjid bani H. Adam Taba’, dihadiri oleh lurah Rappocini, beserta para petinggi kelurahan/masyarakat setempat, dan juga warga sekitar. Para santri cilik ini tampil memukau dan percaya diri, belajar tampil sambil memegang mikrofon setiap harinya di sekolah membuat mereka tidak gugup tampil di depan banyak orang, menyajikan hafalan delapan macam do’a harian mereka di depan audiens.

Pak Haryadi yang sederhana, tak pernah neko-neko menjalankan idealismenya dalam hal pencerdasan masyarakat sekitar. Ia tak pernah meminta para orangtua santri ciliknya dalam pengadaan perlengkapan yang berharga mahal seperti DVD player, pesawat televisi, ayunan, jungkat-jungkit, dan perosotan. Jika ada sumbangan dari donatur, ia pergunakan sebaik-baiknya untuk kebutuhan anak-anak. Jika tak ada sumbangan, ia tak ragu mengeluarkan uang pribadinya. Jika sedang tak memiliki uang, ia sabar menunggu hingga rezekinya tiba sambil memikirkan cara yang lebih murah untuk mengadakannya.

Secara perlahan murid pra sekolah bertambah, tentunya hal ini membawa angin segar bagi yayasan Babul Jannah dan pak Haryadi. Baginya, semangat belajar anak-anak sangat penting. Tak kalah pentingnya pula dorongan para orangtua dalam menyemangati anak-anaknya untuk belajar. Honor tak pernah menjadi masalah baginya, ia sudah biasa mengabdi tanpa honor. Asalkan dua hal tersebut terlaksana, kebahagiaan ruhani akan mengejawantah dalam dirinya dan menghasilkan energi luar biasa untuk berbuat yang lebih banyak dan lebih berkualitas lagi.

Makassar, 20 Oktober 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun