Mohon tunggu...
Mugiyono Bayu Kresno
Mugiyono Bayu Kresno Mohon Tunggu... -

Mugiyono Bayu Kresno was born in Sragen – Central Java, which is a beautiful and peaceful city. Bachelor holder in Education from Syekh Yusuf Islamic University (UNIS) Tangerang, and then working in Kuala Lumpur at private company as Manager Technical Drawing and R&D. In spare time, like to reading about politics, psychology, sports, and up to date news. Also like to think philosophy to translate the truth which is an abstract to be described.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Surga, Milik Orang Beriman dan Berbuat Baik

25 April 2010   16:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:35 2223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dari kisah Salman Al-Farisi diatas juga menunjukkan bahwa Allah menurunkan ayat diatas sebagai ralat atas sabda nabi Muhammad SAW yang sebelumnya menyatakan bahwa orang yang beragama lain dengan tata-cara sembahyang yang berbeda akan masuk neraka. Kita harus percaya bahwa nabi Muhammad adalah orang yang terjaga oleh Allah dimana kecil kemungkinan untuk seorang nabi Muhammad melakukan kesalahan dalam bersabda. Tetapi proses turunnya firman Allah tersebut memang Allah buat demikian agar menjadi petunjuk bagi orang-orang yang mau berfikir.

Jadi, jangankan orang Islam yang berlainan cara sembahyang; orang-orang yang beragaman lain atau keyakinan lain pun berhak untuk masuk surga. Agama atau keyakinan apapun yang terpenting adalah Iman (Keyakinan) dan Amal Shaleh (Perbuatan Baik).

Walaupun dalam QS Al-Baqarah ayat 62 tersebut diatas Allah tidak secara jelas menyebut kata “surga”, namun Allah dengan jelas menyebut kata “mendapat pahala”. Siapa saja yang benar-benar beriman dan beramal shaleh akan mendapat pahala. Dan orang yang banyak pahala imbalannya adalah surga. Jadi, dengan kata lain ; siapa saja yang benar-benar beriman dan mengerjakan amal shaleh akan masuk kedalam surga.

Berikut ini beberapa firman Alllah yang menunjukkan hal tersebut :

“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” QS Al-Hajj ayat 14.

“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.” QS AL-Hajj ayat 23.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.” QS Al-Kahfi ayat 107.

“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata.” QS Al-Jatsiyah ayat 30.

Antara Iman dan Amal Shaleh adalah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Jika seseorang itu beriman dengan sebenar-benarnya iman maka akan berkorelasi positif pada perbuatan-perbuatan yang baik (amal shaleh), atau sebaliknya, jika seseorang itu perbuatannya baik (amal-nya shaleh) maka sudah tidak diragukan lagi bahwa dia adalah orang beriman. Iman adalah suatu keyakinan, dan amal shaleh adalah wujud nyata atau implementasi dari keyakinan tersebut yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Yang menarik untuk disimak adalah, ternyata bukan hanya penganut agama samawi saja yang berhak masuk surga seperti umat Islam, Nasrani, dan Yahudi. Tetapi golongan Shabiin (penyembah bintang, matahari, dewa, batu, pepohonan, dan lain-lain) yang menyebah Alllah berdasarkan ilham pun juga berhak masuk surga. Disinilah kita harus berfikir kritis;
- Bahwasanya penyembah bintang itu hakikatnya bukan menuhankan bintang, melainkan meyakini bahwa Tuhan pencipta alam semesta ini berkedudukan di dalam bintang.
- Bahwasanya penyembah batu dan pepohonan itu hakikatnya bukan menuhankan batu atau pohon, melainkan meyakini bahwa kekuatan Tuhan berada pada batu atau pohon yang mereka jadikan perantara untuk menyebah.
- Begitu juga orang-orang yang menyembah dewa, pada hakikatnya mereka juga menyembah Tuhan sang pencipta alam, hanya dalam bahasa yang berbeda.
- Kalau kita perbandingkan kepada umat Islam yang menyembah Allah dengan menghadap ka’bah sebagai kiblat, sedangkan kita juga tahu bahwa ka’bah itu adalah sebongkah batu besar. Pastinya orang Islam tidak menuhankan batu besar atau ka’bah tersebut. Ka’bah hanya sebagai sarana menyatukan kiblat bagi umat Islam, sedangkan sesembahan umat Islam adalah Allah SWT.
- Begitu juga dengan umat Kristen yang menyembah Allah dengan memasang salib Nabi Isa AS. Pastinya orang Kristen bukan menuhankan salib, Tuhan mereka tetap Allah, yaitu Tuhan pecipta alam semesta.

Demikianlah, apapun agama atau keyakinan dan bagaimanapun cara menyembah Allah, yang terpenting adalah dari keyakinan tersebut dapat menjadikan seseorang dalam hidup dan kehidupannya berbuat baik (beramal shaleh) maka dia berhak untuk masuk surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun