Mohon tunggu...
Mugiyono Bayu Kresno
Mugiyono Bayu Kresno Mohon Tunggu... -

Mugiyono Bayu Kresno was born in Sragen – Central Java, which is a beautiful and peaceful city. Bachelor holder in Education from Syekh Yusuf Islamic University (UNIS) Tangerang, and then working in Kuala Lumpur at private company as Manager Technical Drawing and R&D. In spare time, like to reading about politics, psychology, sports, and up to date news. Also like to think philosophy to translate the truth which is an abstract to be described.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Islam (Seharusnya) Rahmatan Li L-Alamin

30 April 2010   02:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:30 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita buat sebuah pertanyaan; jika orang beriman akan berkorelasi positif pada amal shaleh, atau orang beramal shaleh tentu orang beriman, mengapa tidak disebut saja yang masuk surga adalah orang “beriman” atau “beramal shaleh” saja? Mengapa Allah dalam firman-Nya menyebut orang yang “beriman dan beramal shaleh” sekaligus ?
Kita perhatikan beberapa firman Allah dibawah ini :

“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” QS Al-Hajj ayat 14.

“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.” QS AL-Hajj ayat 23.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.” QS Al-Kahfi ayat 107.

Kita terjemahkan dengan logika pikir yang mendekati kebenaran ; bahwa yang Allah maksudkan sebagai orang beriman adalah orang-orang yang benar-benar beriman dan dari keimanan tersebut dapat berkorelasi positif pada perbuatan-perbuatannya yang baik. Bukan beriman yang sekedar dalam ucapan namun perbuatannya banyak tidak terpuji, atau pura-pura berbuat baik padahal hanya untuk mengelabuhi mata orang lain, sebab yang demikian ini termasuk dalam golongan orang munafik. Allah Maha Tahu bahwa dalam kehidupan manusia baik sejak zaman dahulu hingga sekarang ini banyak manusia yang hanya bermanis mulut, berbicara tentang iman atau mengaku iman, namun perbuatannya masih banyak yang tidak baik dan tidak benar, dengan kata lain bibir mengucap iman namun perbuatannya tidak shaleh. Oleh sebab itu dalam banyak firman Allah menegaskan yang masuk surga adalah “orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh” sekaligus dalam rangkaian satu kalimat.

Menarik untuk disimak, Allah selalu menegaskan kata “beriman” terlebih dahulu baru kata “beramal shaleh”. Ini suatu penegasan bahwa iman itu tumbuh terlebih dahulu di lubuk hati seseorang sehingga mendasari orang tersebut untuk berbuat baik. Dikarenakan iman sudah tersemat di dada maka amal perbuatan seseorang menjadi baik. Maka ketika seseorang itu hidupnya dipenuhi dengan perbuatan baik atau amal shaleh itu berarti orang tersebut telah memiliki iman, terlepas dari seberapa banyak atau seberapa sedikit pengetahuan Islam orang tersebut, sebab setiap insan memiliki daya cipta dan rasa yang mampu menangkap ilham dari Allah.

SARAN

Bagi kita yang merasa pengetahuan Islam (secara tekstual) kita belum seberapa, diharapkan jangan merasa diri belum tahu Islam, sebab orang Islam yang rahmatan li l-alamin bukan dilihat dari seberapa banyak pengetahuan tekstual Islam kita, melainkan dilihat dari seberapa tinggi iman kita yang ditunjukkan pada seberapa banyak perbuatan baik kita. Jadi, walau kita merasa belum belajar Islam secara mendalam, namun jika di dada kita ada iman, dan hati, ucapan serta perbuatan kita baik, maka insya Allah Islam kita sudah rahmatan li l-alamin.

Ilmu pengetahuan atau pemahaman tekstual tetang Islam memang penting dan harus dipelajari, namun luasnya pengetahuan atau pemahaman Islam secara tekstual tersebut tidak menjamin kuatnya iman seseorang. Sebaliknya walau pengetahuan atau pemahaman Islam secara tekstual kita masih sedikit, asal amal perbuatan kita baik (shaleh) itu artinya didada kita sudah ada iman, dan dengan iman yang sudah terimplementasikan pada perbuatan-perbuatan yang baik tersebut maka kita akan mampu menangkap ILHAM dari ALLAH dengan daya cipta dan rasa yang kita miliki, sehingga walau kita belum membaca firman-firman Allah secara tekstual namun pada hakikatnya amal perbuatan kita sudah sesuai dengan yang Allah kehendaki.

PENUTUP

Demikian uraian singkat dengan pokok bahasan “Islam (Seharusnya) Rahmatan Li l-Alamin” ini dibuat dengan tulus ikhlas tanpa ada tendensi apapun selain mengharap ridha kepada Allah SWT. Jika sekiranya ada perbedaan-perbedaan pemahaman atau perbedaan pendapat diharapkan bisa menjadi sebuah kemajemukan dalam ber-Islam dan saling menyadari dari sudut manapun kita melangkah, intinya tetap menyembah satu Allah, dan sama-sama mengharap semoga Islam kita sama-sama menjadi rahmat bagi alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun