Mohon tunggu...
Mugi Rahayu
Mugi Rahayu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga dan Wiraswasta

Hobi saya membaca dan menulis. Menuangkan isi pikiran kedalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Ada Apa di Rumah Sebelah?

27 Oktober 2024   09:21 Diperbarui: 27 Oktober 2024   09:21 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Joko, yang selalu suka bercerita, mengangkat tangan. "Aku punya cerita! Ingat waktu kita terjebak di ruang bawah tanah itu?" Semua tertawa mengingat momen tersebut. Joko mulai bercerita tentang betapa mereka merasa cemas saat mencoba mencari jalan keluar, tetapi bagaimana mereka pada akhirnya berhasil menenangkan diri dan bekerja sama untuk menemukan pintu keluar.

Tia juga ingin berbagi. "Aku masih ingat saat kita pertama kali masuk ke rumah itu. Aku sangat takut sampai-sampai hampir tidak bisa bergerak," ujarnya. "Tapi berkat kalian, aku bisa menghadapi ketakutanku."

Andi, yang mendengarkan cerita teman-temannya, merasa bangga. Ia tahu bahwa pengalaman itu telah memperkuat persahabatan mereka. Namun, saat mereka tertawa dan berbagi cerita, sebuah angin sepoi-sepoi tiba-tiba berhembus, membuat suasana menjadi tenang. Mereka saling berpandangan, seolah merasakan sesuatu yang berbeda.

Tanpa disadari, mereka mulai mendengar suara lembut, seperti bisikan yang berdesir di telinga mereka. Suara itu membuat jantung mereka berdebar. "Apa itu?" tanya Rina, suaranya bergetar. Namun, tidak ada yang menjawab. Mereka berusaha untuk tetap tenang, tetapi ketegangan mulai terasa.

Andi merasa ada yang aneh. Ia mengingat kembali kata-kata yang pernah mereka dengar tentang keluarga yang tinggal di rumah itu. "Mungkin arwah anak kecil itu masih ingin berbicara dengan kita," ujarnya. "Mungkin kita bisa memberinya kesempatan untuk berbagi cerita."

Dengan penuh keberanian, Andi berdiri dan memanggil. "Jika kau ada di sini, kami ingin mendengarmu. Kami datang dengan hati yang terbuka." Suasana menjadi hening. Seketika, angin berhembus lebih kencang, dan lilin yang mereka nyalakan berkedip. Tiba-tiba, sosok bayangan muncul di sudut pandang mereka. Sosok itu terlihat samar, tetapi wajahnya tampak familiar.

Joko menegakkan punggungnya dan menatap dengan serius. "Apakah itu...?" katanya, suaranya nyaris tidak terdengar. Mereka semua terdiam, menyaksikan sosok itu semakin jelas. Itu adalah sosok seorang anak kecil, dengan senyuman lembut dan mata yang bersinar. "Terima kasih," suara lembut itu kembali terdengar, membuat mereka tertegun.

Kedamaian terasa memenuhi udara. Rina menangis, tetapi kali ini bukan karena ketakutan. "Kami ingin membantumu," ujarnya. "Apa yang bisa kami lakukan?" Anak kecil itu mengangkat tangannya, seolah meminta mereka untuk mendekat. Dengan hati-hati, mereka melangkah maju, merasa terhubung dengan sosok yang berada di depan mereka.

"Mainlah bersamaku," suara itu kembali berbisik. Seketika, suasana menjadi hangat dan akrab. Mereka mulai merasa seolah mereka berada di taman bermain, dikelilingi oleh tawa dan kegembiraan. Anak kecil itu terlihat bahagia, seolah mengajak mereka bermain kembali. Mereka melanjutkan malam itu dengan bercerita dan bermain imajinasi, merasakan kehadiran arwah yang penuh kasih sayang.

Sejak malam itu, setiap kali mereka kembali ke rumah kosong, mereka tidak lagi merasa takut. Mereka merasakan kehadiran anak kecil itu sebagai teman, bukan sebagai hantu. Persahabatan mereka semakin kuat, dan mereka belajar untuk saling mendukung, baik dalam suka maupun duka.

Selama beberapa bulan berikutnya, mereka terus merayakan tradisi baru mereka. Setiap kali bulan purnama tiba, mereka berkumpul di halaman rumah kosong, menyanyikan lagu-lagu dan berbagi cerita. Mereka yakin bahwa arwah anak kecil itu mendengarkan mereka, dan semangatnya hidup dalam setiap tawa dan kebahagiaan yang mereka bagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun