Mohon tunggu...
Mugi Muryadi
Mugi Muryadi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat dan motivator literasi

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perlunya Akurasi Penilaian terhadap Murid

16 September 2024   09:05 Diperbarui: 17 September 2024   16:27 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penilaian untuk murid merupakan bagian integral dari proses pendidikan. Penilaian bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan dan kemampuan murid itu dalam pembelajaran. 

Akurasi dalam penilaian menjadi salah satu hal utama. Akurasi dapat diartikan sebagai akurat, yakni adil, objektif, teliti, saksama, cermat, dan tepat benar. 

Penilaian yang tidak adil dan subjektif dapat membawa dampak negatif yang signifikan terhadap motivasi murid dan masa depan mereka. Maka, perlu dibahas pentingnya penilaian yang akurat serta dampaknya jika guru tidak menerapkannya.

Penilaian yang adil dan objektif memerlukan pemahaman komprehensif tentang prinsip-prinsip evaluasi yang efektif. Prinsip utama yang harus diterapkan mencakup objektivitas, keterkaitan dengan tujuan pembelajaran, validitas, konsistensi, transparansi, keanekaragaman, dan umpan balik yang bermakna. 

Penilaian yang adil akan memberikan dukungan terhadap perkembangan murid. Jika guru tidak mengikuti prinsip-prinsip ini, penilaian yang dihasilkan bisa tidak akurat. Hal ini tentu merugikan murid.

Salah satu masalah utama dalam penilaian adalah subjektivitas. Subjektivitas terjadi ketika guru memberikan nilai berdasarkan preferensi pribadi, kedekatan emosional, atau persepsi yang tidak relevan dengan kinerja murid. Hal ini menyebabkan nilai yang tidak mencerminkan kemampuan nyata murid. 

Misalnya, seorang guru mungkin memberikan nilai lebih tinggi kepada murid favorit atau mengurangi nilai untuk murid yang dianggap kurang menyenangkan. Atau, justru karena adanya masalah eksternal, misalnya masalah personal guru/sekolah dengan orang tua murid. 

Akibatnya, murid yang seharusnya mendapatkan nilai yang lebih tinggi, tetapi terdampak oleh masalah-masalah tersebut sehingga nilai tidak sesuai dengan yang seharusnya,  sangat mungkin merasa tertekan dan menjadi tidak termotivasi untuk belajar yang lebih baik.

Subjektivitas dalam penilaian mengakibatkan ketidakadilan. Sebab, murid yang bekerja keras dan mencapai hasil yang baik, tidak mendapatkan pengakuan yang sesuai. 

Misalnya, dalam pelajaran olahraga dan kesenian, murid yang memiliki prestasi olah raga atau kesenian sampai tingkat nasional secara berulang, dinilai sama atau justru lebih rendah dari murid pada umumnya. 

Ini dapat merusak motivasi mereka dan mempengaruhi rasa percaya dirinya dalam jangka panjang. Penilaian yang tidak adil juga dapat mempengaruhi keputusan penting seperti kenaikan kelas atau penerimaan perguruan tinggi, yang seringkali mengandalkan nilai rapor sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan.

Ketidakakuratan dalam penilaian bisa juga terlihat dari penulisan deskripsi kemampuan belajar murid yang tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam beberapa kasus, guru mungkin menggunakan template yang sama untuk memberikan umpan balik kepada semua murid tanpa mempertimbangkan perbedaan individu. Atau malah, deskripsi yang diberikan tidak terkait dengan pembelajaran yang dilakukan dan tidak adanya konsistensi dalam deskripsi.  

Praktik ini tidak hanya mencerminkan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan masing-masing murid tetapi juga menunjukkan ketidakprofesionalan guru dalam melakukan penilian. 

Umpan balik yang valid, informatif, dan konstruktif sangat penting untuk membantu murid memahami kekuatan dan kelemahan mereka serta untuk merencanakan perbaikan.

Penilaian yang objektif memerlukan pengumpulan data yang akurat mengenai kompetensi dan performansi murid. Hal ini mencakup penggunaan berbagai metode penilaian yang mencerminkan kompetensi murid secara holistik. 

Penilaian tidak seharusnya hanya berfokus pada tes tertulis yang teoretis, tetapi juga mencakup aspek-aspek lain seperti keterampilan praktis, projek, presentasi, prestasi, dan partisipasi murid. 

Diversifikasi instrumen penilaian membantu mengakomodasi berbagai gaya belajar murid dan memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang kemajuan mereka.

Jika guru tidak mengumpulkan data yang memadai atau hanya menggunakan metode penilaian yang terbatas, hasil penilaian bisa jadi tidak mencerminkan kemampuan murid yang sebenarnya. 

Misalnya, murid yang memiliki keterampilan berbicara yang baik tetapi lemah dalam menulis mungkin tidak mendapatkan nilai yang adil jika hanya penilaian tertulis yang digunakan. 

Dengan demikian, penggunaan instrumen penilaian yang beragam menjadi tuntutan krusial untuk menilai kemampuan murid secara komprehensif. Terhadap hal ini kita diingatkan pada slogan: Jangan menilai ikan karena kecakapannya terbang di udara dan menilai burung karena kepandaiannya berenang di dalam air.

Penilaian yang tidak akurat atau tidak adil dapat merugikan murid dalam berbagai aspek. Secara psikologis, murid yang merasa penilaiannya tidak adil mungkin mengalami penurunan motivasi dan kepercayaan diri. Mereka bisa merasa bahwa usaha mereka tidak dihargai dan ini bisa menyebabkan penurunan performa di masa depan. 

Penilaian yang salah juga dapat menghambat kemampuan murid untuk mencapai potensi penuh mereka. Hal ini karena mereka tidak mendapatkan umpan balik yang konstruktif atau kesempatan untuk memperbaiki kekurangan mereka. 

Jika demikian, murid tidak terdorong mengembangan talenta yang dimiliki, tetapi justru akan memendamnya karena kesalahan guru dalam memberikan penilaian terhadapnya.

Selain itu, dampak jangka panjang dari penilaian yang tidak adil juga signifikan. Banyak perguruan tinggi menggunakan nilai rapor sebagai salah satu kriteria penerimaan. 

Jika murid mendapatkan nilai yang tidak sesuai dengan kemampuan karena kesalahan penilaian, mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang diinginkan. Ini tidak hanya mempengaruhi jalur pendidikan mereka tetapi juga dapat berdampak pada masa depan karier murid yang bersangkutan.

Untuk mengatasi masalah subjektivitas dalam penilaian, penting bagi guru mengadopsi pendekatan yang sistematis dan transparan. Salah satu langkah awal adalah memastikan bahwa kriteria penilaian jelas dan dipahami oleh murid. Dengan mendefinisikan kriteria penilaian yang spesifik dan berbasis kompetensi, guru dapat mengurangi kemungkinan penilaian yang bias.

Selain itu, melibatkan murid dalam proses penilaian dapat membantu meningkatkan transparansi dan objektivitas. Misalnya, memberi murid kesempatan untuk melakukan refleksi diri atau penilaian sejawat dapat memberikan perspektif tambahan dan membantu guru mengevaluasi kinerja murid secara lebih holistik. 

Keterlibatan murid dalam proses penilaian juga dapat meningkatkan motivasi mereka dan memberi mereka rasa kepemilikan terhadap pembelajaran mereka sendiri.

Untuk memastikan penilaian yang adil dan objektif, pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru sangat penting. Guru perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan prinsip-prinsip penilaian yang efektif dan humanis. 

Ini dapat mencakup pelatihan dalam merancang instrumen penilaian yang valid, teknik evaluasi yang beragam, serta strategi untuk mengurangi bias dalam penilaian.

Pelatihan ini juga harus mencakup pemahaman tentang bagaimana mengumpulkan dan menganalisis data penilaian secara efektif. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, guru dapat membuat keputusan penilaian yang lebih baik dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada murid.

Teknologi dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan akurasi dan objektivitas penilaian. Platform pembelajaran daring dan aplikasi penilaian dapat membantu guru mengumpulkan data penilaian dengan lebih efisien, memberikan umpan balik secara langsung, dan menyimpan catatan penilaian murid dengan baik. 

Teknologi juga memungkinkan penggunaan berbagai jenis instrumen penilaian, seperti kuis interaktif, simulasi, dan penilaian berbasis projek. Platform-platform daring ini dapat memperkaya proses evaluasi.

Dengan memanfaatkan teknologi, guru dapat lebih mudah mengakses data penilaian yang relevan dan membuat keputusan yang lebih komunikatif. Teknologi juga dapat membantu dalam mengurangi beban administratif dan memberikan lebih banyak waktu bagi guru untuk fokus pada pembelajaran dan pengembangan murid.

Penilaian yang adil dan objektif adalah kunci untuk memastikan bahwa murid mendapatkan pengakuan yang sesuai dengan kemampuan dan usaha mereka. Penilaian yang subjektif, tidak akurat, atau bias dapat merugikan murid secara psikologis dan akademis serta mempengaruhi masa depan mereka, termasuk kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan karier mereka. 

Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menerapkan prinsip-prinsip penilaian yang adil dan objektif, melibatkan murid dalam proses penilaian, dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efektivitas penilaian.

Dengan upaya bersama dari guru, murid, dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya, sekolah dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang adil dan mendukung perkembangan murid secara holistik. Dan yang utama adalah guru dan pemangku kebijakan di sekolah hendaknya terbuka terhadap kritik, saran, dan masukan yang membangun serta berani rendah hati untuk memperbaiki kesalahan. 

Sebab, hal ini tidak hanya akan membantu murid dalam mengembangkan talentanya secara maksimal, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk masa depan yang baik sesuai harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun