Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Memasak Kembang Pepaya

10 Februari 2024   09:58 Diperbarui: 10 Februari 2024   10:02 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pixabay.com gratis

Cerpen

Memasak Kembang Pepaya 

Mentari pagi menyapa Nara dengan semburat jingga yang indah. Nara melangkah ke pekarangan rumahnya, disambut oleh pohon pepaya yang menjulang tinggi. Di antara daunnya yang rimbun, Nara melihat beberapa kuntum kembang pepaya yang mekar dengan anggun. Matanya berbinar, teringat masakan lezat yang pernah ia cicipi di rumah temannya: tumis kembang pepaya.

Namun, seketika keraguan muncul di benaknya. Rasa pahit khas kembang pepaya selalu membuatnya enggan untuk mencobanya. Nara teringat cerita neneknya tentang cara mengolah kembang pepaya agar tidak pahit. Tapi, rasa ragu masih membayangi dirinya.

Nara memutuskan untuk meminta bantuan Bu Tuti, tetangganya yang terkenal jago memasak. Dengan langkah gontai, ia melangkah ke rumah Bu Tuti. Rasa malu menyelimuti dirinya, ia merasa bodoh karena harus bertanya tentang hal yang sederhana seperti ini.

Namun, tekadnya untuk memanfaatkan hasil kebunnya mengalahkan rasa malunya. Nara mengetuk pintu rumah Bu Tuti dan disambut dengan senyuman hangat.

"Nara, ada apa nak?" tanya Bu Tuti dengan ramah.

Nara tergagap, "Bu Tuti, anu... saya ingin memasak kembang pepaya dari kebun saya. Tapi, saya takut rasanya pahit. Bu Tuti bisa bantu saya?"

Bu Tuti tertawa kecil. "Tentu saja bisa, Nak. Memasak kembang pepaya memang gampang-gampang susah. Tapi, jangan khawatir, Bu Tuti akan bantu kamu."

Bu Tuti dengan sabar menunjukkan cara mengolah kembang pepaya agar tidak pahit. Nara mendengarkan dengan penuh perhatian, takjub dengan pengetahuan Bu Tuti.

"Yang terpenting adalah memilih kembang pepaya yang tepat, Nak. Pilih yang masih kuncup dan belum mekar sempurna," jelas Bu Tuti.

Bu Tuti juga menunjukkan cara merebus dan menumis kembang pepaya dengan bumbu-bumbu yang sederhana. Nara takjub melihat hasil masakan Bu Tuti yang terlihat lezat dan tidak pahit.

"Terima kasih banyak, Bu Tuti. Sekarang saya lebih yakin untuk memasak kembang pepaya," kata Nara dengan penuh semangat.

Nara kembali ke rumah dengan perasaan lega dan senang. Ia tak sabar untuk mencoba memasak kembang pepaya hasil panennya sendiri.

Keesokan harinya, Nara dengan penuh percaya diri memasak kembang pepaya. Ia mengikuti langkah-langkah yang diajarkan Bu Tuti dengan seksama. Dan hasilnya? Tumis kembang pepaya buatan Nara ternyata lezat dan tidak pahit sama sekali!

Nara merasa bangga dengan dirinya sendiri. Ia telah berhasil memanfaatkan hasil kebunnya dan belajar memasak sesuatu yang baru. Rasa malu yang tadinya ia rasakan kini tergantikan dengan rasa puas dan bahagia.

Pengalaman ini mengajarkan Nara bahwa tidak ada salahnya untuk bertanya dan belajar dari orang lain. Keberanian dan rasa ingin tahu mengantarkannya pada hasil yang memuaskan.

Sejak saat itu, Nara tak lagi ragu untuk memasak kembang pepaya. Bahkan, ia sering membagikan hasil masakannya kepada tetangga dan keluarganya. Kembang pepaya yang pahit kini menjadi simbol keberanian Nara untuk mencoba hal baru dan belajar dari orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun