"Terima kasih banyak, Pak Tani Ujang," kata Nara setelah Pak Tani Ujang selesai menjelaskan. "Sekarang saya merasa lebih yakin untuk menanam cabai rawit."
Nara kembali ke rumah dengan semangat. Ia tak sabar untuk memulai proyek barunya.
Keesokan harinya, Nara pergi ke toko pertanian untuk membeli bibit cabai rawit, pupuk, dan peralatan berkebun lainnya. Ia juga menyiapkan pekarangan rumahnya dengan membersihkannya dari gulma dan menggemburkan tanahnya.
Nara mengikuti langkah-langkah yang diajarkan Pak Tani Ujang dengan tekun. Ia menyiram tanaman cabai rawitnya setiap hari dan memberinya pupuk secara berkala.
Beberapa minggu kemudian, tanaman cabai rawit Nara mulai tumbuh subur. Daunnya hijau segar dan terlihat kokoh. Nara senang melihat perkembangan tanamannya.
Seiring waktu, tanaman cabai rawit Nara mulai berbunga. Bunga-bunga kecil berwarna putih itu kemudian berkembang menjadi cabai rawit kecil yang berwarna hijau.
Nara merawat tanamannya dengan penuh kasih sayang. Ia selalu memperhatikan kebutuhan tanamannya dan berusaha melindunginya dari hama penyakit.
Akhirnya, setelah beberapa bulan menunggu, cabai rawit Nara mulai matang. Warna hijaunya berubah menjadi merah cerah. Nara senang sekali melihat hasil panennya.
Nara memetik cabai rawitnya dengan hati-hati. Ia merasakan kebahagiaan dan kepuasan atas kerja kerasnya.
Nara tidak hanya bisa menghemat pengeluaran untuk membeli cabai rawit, tetapi juga mendapatkan pengalaman berharga dalam berkebun. Ia pun bersemangat untuk mencoba menanam tanaman lain di pekarangan rumahnya.
Pesan moral: