Oleh MugiarniÂ
Lala dan Nana dua sahabat yang telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di sebuah desa kecil di Banten. Lala adalah anak yang ceria dan optimis, sedangkan Nana adalah anak yang pendiam dan pemalu.
Lala dan Nana tumbuh bersama. Mereka bermain bersama, belajar bersama, dan bahkan saling berbagi rahasia. Mereka sangat dekat satu sama lain dan menganggap satu sama lain sebagai saudara.
Suatu hari, keluarga Lala mengalami musibah. Rumah mereka terbakar habis dan semua harta benda mereka ludes. Lala dan keluarganya pun harus tinggal di rumah Nana sementara waktu.
Lala dan Nana sangat sedih dengan musibah yang menimpa Lala. Mereka berusaha untuk saling menguatkan satu sama lain. Lala tidak mau Nana bersedih karenanya. Ia selalu berusaha untuk menghibur Nana dengan cerita-cerita lucunya.
[Image of Lala dan Nana]
Nana sangat berterima kasih atas dukungan Lala. Ia merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti Lala. Nana tahu bahwa Lala akan selalu ada untuknya, baik dalam suka maupun duka.
Setelah beberapa bulan, keluarga Lala akhirnya berhasil membangun rumah kembali. Mereka pun kembali ke rumah mereka sendiri. Lala dan Nana sangat senang bisa kembali ke rumah mereka.
Lala dan Nana melanjutkan kehidupan mereka seperti biasa. Mereka tetap bermain bersama, belajar bersama, dan saling berbagi rahasia. Persahabatan mereka semakin kuat seiring berjalannya waktu.
Suatu hari, Lala dan Nana sedang bermain di sawah ketika mereka melihat seorang anak laki-laki yang sedang menangis. Anak laki-laki itu bernama Asep. Ia adalah anak yatim piatu yang tinggal di desa tersebut.
Lala dan Nana menghampiri Asep dan bertanya apa yang terjadi. Asep bercerita bahwa ia baru saja kehilangan ayam kesayangannya. Asep sangat sedih karena ayam itu adalah satu-satunya teman yang ia miliki.
Lala dan Nana merasa iba dengan Asep. Mereka pun berjanji untuk membantu Asep mencari ayam kesayangannya.
Lala, Nana, dan Asep mencari ayam kesayangan Asep hingga sore hari. Namun, mereka tidak berhasil menemukannya. Asep pun semakin sedih.
Lala dan Nana tidak ingin melihat Asep sedih. Mereka pun memutuskan untuk membelikan Asep ayam baru.
Lala dan Nana pergi ke pasar dan membeli seekor ayam yang cantik. Mereka pun memberikan ayam itu kepada Asep.
Asep sangat senang. Ia berterima kasih kepada Lala dan Nana karena telah membelikan ayam baru untuknya. Asep pun merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti Lala dan Nana.
Persahabatan Lala, Nana, dan Asep semakin kuat setelah kejadian itu. Mereka berjanji untuk selalu saling membantu dan saling mendukung dalam suka maupun duka.
Bertahun-tahun kemudian, Lala, Nana, dan Asep masih tetap bersahabat. Mereka telah tumbuh dewasa dan memiliki kehidupan masing-masing. Namun, persahabatan mereka tetap terjalin erat.
Lala menjadi seorang guru. Ia mengajar di sekolah tempat Asep bersekolah. Nana menjadi seorang dokter. Ia membuka praktik dokter di desa mereka.
Asep menjadi seorang pengusaha sukses. Ia membangun sebuah pabrik di desa mereka dan memberikan lapangan kerja bagi banyak orang.
Lala, Nana, dan Asep selalu bersyukur atas persahabatan mereka. Mereka tahu bahwa persahabatan mereka adalah anugerah yang sangat berharga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H