Suatu hari, Lala dan Nana sedang bermain di sawah ketika mereka melihat seorang anak laki-laki yang sedang menangis. Anak laki-laki itu bernama Asep. Ia adalah anak yatim piatu yang tinggal di desa tersebut.
Lala dan Nana menghampiri Asep dan bertanya apa yang terjadi. Asep bercerita bahwa ia baru saja kehilangan ayam kesayangannya. Asep sangat sedih karena ayam itu adalah satu-satunya teman yang ia miliki.
Lala dan Nana merasa iba dengan Asep. Mereka pun berjanji untuk membantu Asep mencari ayam kesayangannya.
Lala, Nana, dan Asep mencari ayam kesayangan Asep hingga sore hari. Namun, mereka tidak berhasil menemukannya. Asep pun semakin sedih.
Lala dan Nana tidak ingin melihat Asep sedih. Mereka pun memutuskan untuk membelikan Asep ayam baru.
Lala dan Nana pergi ke pasar dan membeli seekor ayam yang cantik. Mereka pun memberikan ayam itu kepada Asep.
Asep sangat senang. Ia berterima kasih kepada Lala dan Nana karena telah membelikan ayam baru untuknya. Asep pun merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti Lala dan Nana.
Persahabatan Lala, Nana, dan Asep semakin kuat setelah kejadian itu. Mereka berjanji untuk selalu saling membantu dan saling mendukung dalam suka maupun duka.
Bertahun-tahun kemudian, Lala, Nana, dan Asep masih tetap bersahabat. Mereka telah tumbuh dewasa dan memiliki kehidupan masing-masing. Namun, persahabatan mereka tetap terjalin erat.
Lala menjadi seorang guru. Ia mengajar di sekolah tempat Asep bersekolah. Nana menjadi seorang dokter. Ia membuka praktik dokter di desa mereka.
Asep menjadi seorang pengusaha sukses. Ia membangun sebuah pabrik di desa mereka dan memberikan lapangan kerja bagi banyak orang.