Oleh MugiarniÂ
Nara sedang bermain di belakang rumah. Ia sedang bermain petak umpet dengan adiknya, Aji. Nara sedang bersembunyi di semak-semak ketika ia melihat sesuatu yang menarik. Di antara semak-semak itu, terdapat beberapa buah berwarna ungu.
Nara mendekat untuk melihat lebih dekat. Ia melihat bahwa buah-buah itu berbentuk bulat dan memiliki bintik-bintik di kulitnya. Rasa penasaran Nara semakin memuncak. Ia ingin tahu apa nama buah itu dan apakah rasanya enak.
Nara kemudian memutuskan untuk memetik salah satu buah itu. Ia mengambilnya dengan hati-hati agar tidak merusaknya. Setelah buah itu berada di tangannya, Nara menciumnya. Ia merasakan aroma yang asam dan segar.
Nara kemudian menjilat buah itu. Rasanya asam dan manis. Nara menyukai rasanya. Ia ingin memakan buah itu lagi. Namun, ia tiba-tiba merasa takut. Ia pernah mendengar bahwa buah-buah liar bisa berbahaya jika dimakan.
Nara pun memutuskan untuk bertanya kepada ibunya. Ia pergi ke dapur dan menemukan ibunya sedang memasak.
"Bu," kata Nara. "Apakah buah ini aman dimakan?"
Ibu Nara menoleh ke arah Nara. "Buah apa?" tanyanya.
Nara menunjukkan buah ciplukan yang ada di tangannya.
"Oh, itu ciplukan," kata ibu Nara. "Ciplukan aman dimakan, Nak. Bahkan, ciplukan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan."
Nara merasa lega mendengar jawaban ibunya. Ia pun memakan ciplukan itu dengan lahap.
"Bagaimana rasanya?" tanya ibu Nara.
"Enak, Bu," kata Nara. "Rasanya asam dan manis."
"Ciplukan memang memiliki rasa yang unik," kata ibu Nara. "Selain itu, ciplukan juga kaya akan vitamin C, antioksidan, dan antosianin. Vitamin C dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh, antioksidan dapat membantu melawan radikal bebas, dan antosianin dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan."
Nara semakin senang mendengar penjelasan ibunya. Ia merasa bersyukur karena bisa menemukan buah ciplukan di belakang rumahnya.
"Nanti kalau ada ciplukan lagi, bolehkah aku memetik dan memakannya?" tanya Nara.
"Tentu saja boleh, Nak," kata ibu Nara. "Ciplukan adalah buah yang menyehatkan."
Nara pun tersenyum. Ia senang karena bisa mengetahui manfaat ciplukan. Ia berjanji akan sering memakan ciplukan agar kesehatannya tetap terjaga.
**
Sejak hari itu, Nara sering memetik ciplukan di belakang rumahnya. Ia memakannya langsung atau mengolahnya menjadi jus. Nara juga sering mengajak adiknya, Aji, untuk ikut memetik ciplukan.
Nara dan Aji sangat senang dengan ciplukan. Mereka merasa ciplukan adalah buah yang istimewa. Selain rasanya yang enak, ciplukan juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
**
Suatu hari, Nara dan Aji sedang memetik ciplukan di belakang rumah. Mereka sedang asyik bermain petak umpet ketika mereka melihat seorang nenek sedang berjalan di jalan.
Nenek itu melihat Nara dan Aji sedang memetik ciplukan. Ia pun menghampiri mereka.
"Hai, anak-anak," kata nenek itu. "Apa yang kalian lakukan?"
"Kami sedang memetik ciplukan, Nek," kata Nara.
"Oh, ciplukan," kata nenek itu. "Ciplukan adalah buah yang sangat bermanfaat. Ia bisa membantu menyembuhkan berbagai penyakit, seperti batuk, flu, dan diare."
Nara dan Aji merasa senang mendengar penjelasan nenek itu. Mereka semakin termotivasi untuk sering memakan ciplukan.
"Terima kasih, Nek," kata Nara. "Kami akan sering memakan ciplukan."
"Sama-sama," kata nenek itu. "Semoga ciplukan bisa membantu kalian tetap sehat."
Nenek itu pun berlalu. Nara dan Aji kembali melanjutkan kegiatan mereka. Mereka semakin bersemangat untuk memetik ciplukan.
Nara dan Aji percaya bahwa ciplukan adalah buah yang istimewa. Ia bukan hanya buah yang enak, tetapi juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H