Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hidup yang Tak Kunjung Terbebas dari Ujian

17 Desember 2023   05:13 Diperbarui: 17 Desember 2023   05:33 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar pixabay.com gratis 

Ustaz itu berkata, "Saudari, hidup ini adalah ujian dari Allah SWT. Setiap orang pasti akan menghadapi ujian, baik yang ringan maupun yang berat. Ujian itu adalah tanda bahwa Allah SWT sayang kepada kita."

"Jadi, kita harus sabar menghadapi ujian itu dan tidak boleh mengeluh. Kita harus yakin bahwa Allah SWT akan selalu menolong kita," kata ustaz itu lagi.

Ratih tersentuh dengan kata-kata ustaz itu. Ia mulai menyadari bahwa ujian hidup yang ia hadapi adalah tanda kasih sayang Allah SWT kepadanya.

Ratih pun bertekad untuk menghadapi ujian itu dengan sabar dan tawakal. Ia semakin rajin beribadah dan berdoa kepada Allah SWT agar diberi kekuatan untuk menghadapi ujian itu.

Ratih juga berusaha untuk mencari jalan keluar dari masalahnya. Ia mulai mencari pekerjaan lain untuk menambah penghasilannya.

Akhirnya, Ratih berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga toko. Meski gajinya tidak besar, namun itu sudah cukup untuk membantu menutupi biaya hidup keluarganya.

Setelah beberapa bulan, Zaza sudah bisa bekerja kembali. Ia bekerja dengan giat untuk melunasi hutang-hutangnya.

Dengan kerja keras dan kesabaran, akhirnya Zaza dan Ratih berhasil keluar dari kesulitan. Mereka bisa melunasi semua hutang-hutangnya dan hidup dengan lebih baik.

Ratih bersyukur atas ujian hidup yang telah ia hadapi. Ujian itu telah membuatnya menjadi orang yang lebih sabar, tawakal, dan bersyukur.

Ratih juga menyadari bahwa Allah SWT selalu menolong orang-orang yang sabar dan tawakal. Ia yakin bahwa Allah SWT akan selalu memberikan jalan keluar bagi setiap orang yang menghadapi kesulitan.

**Pelajaran yang dapat dipetik dari cerpen ini:**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun