Oleh MugiarniÂ
Zalziabila seorang gadis muda yang tinggal di sebuah desa kecil di Jawa Barat. Ia adalah seorang gadis yang ceria dan baik hati. Zalzabila tinggal bersama ibunya, seorang janda yang bekerja sebagai petani.
Di samping rumahnya, terdapat sebuah pohon mangga yang sangat besar. Pohon mangga itu milik Mak Mun, tetangganya yang telah berusia senja. Mak Mun adalah seorang wanita yang baik hati dan suka menolong. Ia selalu memberikan mangga dari pohonnya kepada Zalzabila dan ibunya.
Zalziabila sangat menyukai mangga pemberian Mak Mun. Ia selalu memakan mangga itu dengan lahap. Mangga itu sangat manis dan segar. Mangga itu juga membuat Zalzabila merasa dekat dengan Mak Mun.
Suatu hari, Zalzabila sedang sibuk mengerjakan tugas sekolahnya. Ia tidak menyadari bahwa Mak Mun telah memberikan mangga untuknya. Ketika Zalzabila selesai mengerjakan tugasnya, ia melihat ada sebuah keranjang mangga di depan rumahnya.
Zalziabila tersenyum melihat keranjang mangga itu. Ia segera mengambil keranjang itu dan membawanya ke dalam rumah. Ia hendak memakan mangga itu, tetapi tiba-tiba ia teringat bahwa ia harus pergi ke pasar untuk membantu ibunya.
Zalziabila terpaksa meninggalkan mangga itu di rumah. Ia berjanji akan memakannya nanti sepulang dari pasar.
Sesampainya di pasar, Zalzabila membantu ibunya berjualan. Ia sibuk melayani pembeli. Ia tidak sempat untuk makan.
Ketika hari mulai sore, Zalzabila pulang ke rumah. Ia langsung menuju ke dapur untuk mengambil mangga pemberian Mak Mun. Namun, ketika ia membuka keranjang mangga itu, ia terkejut. Mangga-mangga itu telah membusuk.
Zalziabila sangat sedih. Ia merasa bersalah karena telah lupa memakan mangga pemberian Mak Mun. Ia tahu bahwa Mak Mun pasti akan merasa kecewa.
Zalziabila segera berlari ke rumah Mak Mun. Ia meminta maaf kepada Mak Mun atas kesalahannya.
Mak Mun tersenyum mendengar permintaan maaf Zalzabila. Ia tidak marah kepada Zalzabila. Ia justru memuji Zalzabila karena telah membantu ibunya berjualan.
"Tidak apa-apa, Zalzabila. Aku tidak marah padamu. Aku tahu bahwa kau pasti sibuk," kata Mak Mun.
Zalziabila merasa lega mendengar kata-kata Mak Mun. Ia memeluk Mak Mun dengan erat.
"Terima kasih, Mak. Aku sangat menyayangimu," kata Zalzabila.
Mak Mun tersenyum. Ia juga memeluk Zalzabila dengan erat.
"Aku juga menyayangimu, Zalzabila," kata Mak Mun.
Sejak saat itu, Zalzabila selalu menyempatkan diri untuk memakan mangga pemberian Mak Mun. Ia tidak ingin membuat Mak Mun kecewa lagi.
Zalziabila juga sering membantu Mak Mun di kebun. Ia membantu Mak Mun menyiram tanaman dan memetik buah. Zalzabila senang bisa menghabiskan waktu bersama Mak Mun.
Mak Mun sangat bahagia memiliki Zalzabila sebagai tetangganya. Ia tahu bahwa Zalzabila adalah gadis yang baik hati dan berbakti.
Akhir
Pesan moral:
* Jangan pernah melupakan kebaikan orang lain.
* Selalu hargai pemberian orang lain, meskipun itu hanya hal kecil.
* Bantulah orang lain yang membutuhkan, sekecil apa pun bantuanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H