Zalziabila sangat sedih. Ia merasa bersalah karena telah lupa memakan mangga pemberian Mak Mun. Ia tahu bahwa Mak Mun pasti akan merasa kecewa.
Zalziabila segera berlari ke rumah Mak Mun. Ia meminta maaf kepada Mak Mun atas kesalahannya.
Mak Mun tersenyum mendengar permintaan maaf Zalzabila. Ia tidak marah kepada Zalzabila. Ia justru memuji Zalzabila karena telah membantu ibunya berjualan.
"Tidak apa-apa, Zalzabila. Aku tidak marah padamu. Aku tahu bahwa kau pasti sibuk," kata Mak Mun.
Zalziabila merasa lega mendengar kata-kata Mak Mun. Ia memeluk Mak Mun dengan erat.
"Terima kasih, Mak. Aku sangat menyayangimu," kata Zalzabila.
Mak Mun tersenyum. Ia juga memeluk Zalzabila dengan erat.
"Aku juga menyayangimu, Zalzabila," kata Mak Mun.
Sejak saat itu, Zalzabila selalu menyempatkan diri untuk memakan mangga pemberian Mak Mun. Ia tidak ingin membuat Mak Mun kecewa lagi.
Zalziabila juga sering membantu Mak Mun di kebun. Ia membantu Mak Mun menyiram tanaman dan memetik buah. Zalzabila senang bisa menghabiskan waktu bersama Mak Mun.
Mak Mun sangat bahagia memiliki Zalzabila sebagai tetangganya. Ia tahu bahwa Zalzabila adalah gadis yang baik hati dan berbakti.