Bu Arni mengikuti petunjuk Nara dengan cermat. Ia menyiapkan lahan, menanam bibit, dan merawat tanaman cabai rawitnya dengan baik.
Pada awalnya, Bu Arni tidak terlalu berharap banyak. Ia hanya ingin mencoba menanam cabai rawit untuk menambah penghasilan keluarganya.
Namun, beberapa bulan kemudian, Bu Arni terkejut. Tanaman cabai rawitnya tumbuh subur dan menghasilkan banyak buah.
Bu Arni sangat senang. Ia bisa menjual cabai rawitnya dengan harga yang lumayan. Hal ini menambah penghasilan keluarga Bu Arni.
Bu Arni bersyukur atas saran Nara. Ia pun berterima kasih kepada Nara karena telah membantunya.
"Terima kasih, Nara," kata Bu Arni. "Karena saranmu, aku bisa menambah penghasilan keluarga."
"Sama-sama, Bu," kata Nara. "Saya senang bisa membantu."
Bu Arni terus menanam cabai rawit. Ia semakin bersemangat untuk mengembangkan usahanya. Ia bahkan mulai memperluas lahan pertaniannya.
Bu Arni menjadi salah satu petani cabai rawit sukses di kampungnya. Ia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dan menyekolahkan kedua anaknya dengan baik.
*Konflik*
Konflik dalam cerpen ini adalah perbedaan pendapat antara Bu Arni dan Nara tentang cara menambah penghasilan keluarga. Bu Arni berpikir bahwa lahannya yang sempit tidak cukup untuk menanam cabai rawit. Namun, Nara meyakinkan Bu Arni bahwa dengan cara yang benar, lahan yang sempit pun bisa menghasilkan banyak panen.