Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cerpen: Sawo yang Menggoda

4 Desember 2023   11:15 Diperbarui: 4 Desember 2023   11:30 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen

Sawo yang Menggoda

Oleh Mugiarni 

Nara seorang gadis kecil yang tinggal di desa Daru, Banten. Ia anak tunggal dari pasangan suami istri petani yang sederhana. Nara memiliki sifat yang ceria dan suka berpetualang. Ia selalu ingin tahu hal-hal baru, termasuk makanan.

Suatu hari, Nara sedang bermain di halaman rumah ketika ia melihat pohon sawo di kebun tetangganya. Ia belum pernah melihat buah sawo sebelumnya. Buah sawo berwarna kuning kehijauan dengan kulit yang halus. Nara sangat penasaran dengan rasanya.

"Ibu, buah sawo itu enak tidak?" tanya Nara kepada ibunya.

"Enak sekali," jawab ibunya. "Buah sawo memiliki rasa yang manis dan segar."

"Aku ingin mencobanya," kata Nara.

"Nanti saja, Nak," kata ibunya. "Buah sawo masih belum matang."

Nara pun menunggu hingga buah sawo itu matang. Ia sering melihat pohon sawo itu dari jendela rumahnya. Ia membayangkan betapa nikmatnya rasanya memakan buah sawo.

Setelah beberapa hari, buah sawo itu akhirnya matang. Nara sangat senang. Ia segera mengajak ibunya ke pasar tradisional di Daru untuk membeli buah sawo.

Pasar tradisional di Daru sangat ramai. Nara melihat berbagai macam pedagang yang menjual berbagai macam barang. Ada pedagang sayur, pedagang buah, pedagang daging, pedagang pakaian, dan masih banyak lagi.

Nara dan ibunya akhirnya menemukan pedagang yang menjual buah sawo. Pedagang itu menjual buah sawo dengan harga yang murah.

"Bu, aku mau beli dua buah sawo," kata Nara.

"Baiklah, Nak," kata ibunya.

Ibu Nara membeli dua buah sawo. Nara sangat senang. Ia segera membawa buah sawo itu pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Nara segera mencuci buah sawo itu. Ia kemudian mengupas kulitnya dan membelahnya menjadi dua bagian.

Nara mencium aroma buah sawo yang sangat harum. Ia pun mencicipi buah sawo itu.

"Wah, enak sekali!" kata Nara.

Nara benar-benar menikmati rasanya buah sawo. Buah sawo itu memiliki rasa yang manis dan segar. Nara sangat senang karena akhirnya ia bisa merasakan buah sawo.

Nara dan ibunya pun menghabiskan buah sawo itu dengan lahap. Mereka berdua sangat puas.

Sejak saat itu, Nara menjadi penggemar buah sawo. Ia sering membeli buah sawo di pasar tradisional Daru. Nara juga sering menanam buah sawo di kebun rumahnya.

Suatu hari, Nara sedang bermain di kebunnya ketika ia melihat seekor burung sedang memakan buah sawo. Nara pun mendekati burung itu.

"Burung, buah sawo itu enak tidak?" tanya Nara.

Burung itu berhenti makan dan menatap Nara. Ia pun mengangguk.

"Enak sekali," kata burung itu. "Buah sawo memiliki rasa yang manis dan segar. Aku sangat suka memakan buah sawo."

Nara pun tersenyum. Ia senang karena buah sawo yang ia tanam juga disukai oleh burung-burung.

Nara terus menanam buah sawo di kebunnya. Ia berharap agar suatu hari nanti ia bisa memetik buah sawo yang sangat banyak. Ia ingin berbagi buah sawo dengan teman-temannya dan orang-orang di sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun