Senja di SD Harapan Bangsa
Oleh MugiarniÂ
"Assalamualaikum, Bu Tiara," sapa saya ketika memasuki ruangan kepala sekolah.
"Wa'alaikumsalam, Mas Rifki. Silakan masuk," jawab Bu Tiara ramah.
Saya duduk di hadapan Bu Tiara yang sedang duduk di belakang mejanya. Bu Tiara adalah kepala sekolah di SD Harapan Bangsa, sebuah sekolah dasar terfavorit di kota Tangerang. Saya sudah mengenal Bu Tiara sejak beliau menjabat kepala sekolah di sekolah ini setahun yang lalu.
"Alhamdulillah, Mas Rifki bisa hadir lagi di sini," kata Bu Tiara. "Saya sudah rindu dengan Mas Rifki."
"Saya juga rindu, Bu," kata saya. "Senang bisa kembali ke sini."
"Saya ingin mengundang Mas Rifki untuk menjadi juri dalam lomba literasi guru yang akan diadakan di sekolah kita bulan depan," kata Bu Tiara. "Bersediakah Mas Rifki?"
"Tentu saja, Bu," jawab saya. "Saya senang sekali bisa membantu."
"Terima kasih, Mas Rifki. Saya sangat berharap Mas Rifki bisa memberikan penilaian yang objektif dan fair," kata Bu Tiara.
"Saya akan berusaha semaksimal mungkin, Bu," kata saya.
"Baiklah, terima kasih, Mas Rifki. Saya akan memberikan informasi lebih lanjut mengenai lomba ini kepada Mas Rifki nanti," kata Bu Tiara.
"Baik, Bu. Saya tunggu informasinya," kata saya.
Saya kemudian berpamitan kepada Bu Tiara dan meninggalkan ruangannya. Saya merasa senang bisa kembali ke SD Harapan Bangsa. Saya juga merasa bersyukur bisa diundang lagi untuk menjadi juri dalam lomba literasi guru.
***
Bulan berikutnya, saya kembali lagi ke SD Harapan Bangsa untuk mengikuti lomba literasi guru. Lomba ini diikuti oleh puluhan guru dari berbagai sekolah di kota Tangerang. Lomba ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori cerpen dan kategori puisi.
Saya bersama dua orang juri lainnya duduk di meja juri untuk menilai karya-karya guru yang telah dikirimkan. Kami menilai karya-karya tersebut berdasarkan beberapa kriteria, yaitu kesesuaian dengan tema, kreativitas, dan kualitas penulisan.
Saya sangat terkesan dengan karya-karya yang dikirimkan oleh para guru. Banyak karya yang menarik dan inspiratif. Saya bisa merasakan bahwa para guru tersebut telah mencurahkan hati dan pikirannya dalam membuat karya-karya tersebut.
Setelah beberapa jam menilai, akhirnya kami mengumumkan pemenang lomba. Pemenang kategori cerpen adalah seorang guru dari SD Harapan Bangsa. Pemenang kategori puisi adalah seorang guru dari SD Negeri 1 Tangerang.
Para pemenang sangat senang dengan hasil pengumuman tersebut. Mereka mengucapkan terima kasih kepada panitia lomba dan para juri.
Saya juga mengucapkan selamat kepada para pemenang. Saya berharap karya-karya mereka bisa menginspirasi para siswa dan guru lainnya.
***
Setelah lomba selesai, saya berbincang-bincang dengan Bu Tiara. Saya menyampaikan apresiasi saya atas terselenggaranya lomba literasi guru ini. Saya juga menyampaikan harapan saya agar lomba ini bisa terus diadakan di tahun-tahun berikutnya.
Bu Tiara sangat senang dengan apresiasi saya. Beliau mengatakan bahwa lomba literasi guru ini merupakan salah satu upayanya untuk meningkatkan minat baca dan literasi di kalangan guru.
"Saya ingin para guru menjadi teladan bagi para siswanya," kata Bu Tiara. "Dengan meningkatkan minat baca dan literasi para guru, maka para guru juga akan bisa meningkatkan minat baca dan literasi para siswanya."
Saya setuju dengan pendapat Bu Tiara. Saya yakin bahwa lomba literasi guru ini akan bisa memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan.
***
Senja pun tiba. Saya berpamitan kepada Bu Tiara dan meninggalkan SD Harapan Bangsa. Saya merasa senang bisa menghabiskan sore hari di sekolah ini. Saya juga merasa bersyukur bisa bertemu dengan Bu Tiara.
Bu Tiara adalah seorang kepala sekolah yang inspiratif. Beliau memiliki visi dan misi yang jelas untuk kemajuan sekolahnya. Beliau juga sangat peduli dengan pengembangan profesionalisme para guru.
Saya berharap bisa terus bekerja sama dengan Bu Tiara untuk memajukan dunia pendidikan.
***
Ketika saya sedang berjalan pulang, saya teringat dengan kata-kata Bu Tiara. Beliau mengatakan bahwa beliau ingin para guru menjadi teladan bagi para siswanya.
Saya pun teringat dengan diri saya sendiri. Saya adalah seorang guru. Saya harus menjadi teladan bagi para siswa saya.
Saya bertekad untuk terus meningkatkan minat baca dan literasi saya. Saya juga bertekad untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar bisa menjadi guru yang lebih baik.
Saya yakin bahwa dengan meningkatkan minat baca dan literasi, saya bisa menjadi guru yang lebih inspiratif dan bisa memberikan dampak positif bagi para siswa saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H