ContohÂ
Cerpen religi kehidupan tentang Zahra yang diputus cinta oleh kekasihnya, Farhan:
**Zahra yang Terluka**
Zahra duduk termenung di tepi jendela kamarnya. Matanya menatap kosong ke luar jendela, namun pikirannya melayang jauh. Hatinya hancur berkeping-keping setelah Farhan, kekasihnya, memutuskan hubungan dengannya.
Zahra dan Farhan telah berpacaran selama lima tahun. Mereka saling mencintai dan berjanji untuk selalu bersama. Namun, semua itu berubah ketika Farhan bertemu dengan gadis baru yang menurutnya lebih menarik.
Zahra masih ingat dengan jelas hari ketika Farhan memutuskan hubungan dengannya. Farhan datang ke rumah Zahra dan mengatakan bahwa dia sudah tidak mencintainya lagi. Farhan mengaku bahwa dia telah jatuh cinta pada gadis lain.
Zahra sangat terpukul dengan keputusan Farhan. Dia merasa dikhianati dan ditinggalkan. Zahra menangis tiada henti selama berhari-hari. Dia tidak bisa makan, tidak bisa tidur, dan tidak bisa mengerjakan pekerjaannya.
Ibu Zahra melihat kondisi putrinya yang sangat memprihatinkan. Ibunya pun berusaha untuk menghibur Zahra. Ibunya mengatakan bahwa Farhan tidak tulus mencintai Zahra. Buktinya, melihat gadis yang lebih menarik, dia langsung meninggalkan Zahra.
Zahra awalnya tidak mau mendengarkan nasehat ibunya. Dia masih mencintai Farhan dan berharap Farhan akan kembali padanya. Namun, lama-kelamaan, Zahra mulai menyadari bahwa nasehat ibunya benar. Farhan memang tidak tulus mencintainya.
Zahra pun mulai bangkit dari keterpurukannya. Dia bertekad untuk menjadi wanita yang lebih kuat dan mandiri. Dia tidak akan lagi bergantung pada pria untuk kebahagiaannya.
Zahra mulai fokus pada kariernya. Dia bekerja keras untuk mencapai cita-citanya. Zahra juga mulai aktif dalam kegiatan sosial. Dia ingin membantu orang lain yang membutuhkan.
Semakin hari, Zahra semakin bahagia. Dia merasa lebih damai dan lebih bahagia tanpa Farhan. Zahra menyadari bahwa kebahagiaannya tidak bergantung pada pria. Kebahagiaan sejati datang dari dalam diri sendiri.
**Konflik**
Konflik dalam cerpen ini adalah ketika Zahra diputus cinta oleh kekasihnya, Farhan. Farhan meninggalkan Zahra karena telah menemukan kekasih baru yang lebih menarik.
Konflik ini menimbulkan perasaan sedih, kecewa, dan marah pada diri Zahra. Zahra merasa dikhianati dan ditinggalkan. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Farhan telah meninggalkannya.
Konflik ini juga menimbulkan pertanyaan pada diri Zahra tentang cinta sejati. Apakah cinta sejati hanya sebatas penampilan fisik? Apakah cinta sejati bisa hilang begitu saja?
**Resolusi**
Zahra akhirnya bisa bangkit dari keterpurukannya. Dia bertekad untuk menjadi wanita yang lebih kuat dan mandiri. Dia tidak akan lagi bergantung pada pria untuk kebahagiaannya.
Zahra menyadari bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri sendiri. Dia tidak perlu bergantung pada orang lain untuk bahagia.
**Diksi**
Diksi yang digunakan dalam cerpen ini adalah diksi yang indah dan puitis. Berikut adalah beberapa contohnya:
* "Zahra duduk termenung di tepi jendela kamarnya. Matanya menatap kosong ke luar jendela, namun pikirannya melayang jauh."
* "Hati Zahra hancur berkeping-keping setelah Farhan, kekasihnya, memutuskan hubungan dengannya."
* "Zahra masih ingat dengan jelas hari ketika Farhan memutuskan hubungan dengannya. Farhan datang ke rumah Zahra dan mengatakan bahwa dia sudah tidak mencintainya lagi."
* "Zahra sangat terpukul dengan keputusan Farhan. Dia merasa dikhianati dan ditinggalkan."
* "Ibu Zahra melihat kondisi putrinya yang sangat memprihatinkan. Ibunya pun berusaha untuk menghibur Zahra."
* "Zahra awalnya tidak mau mendengarkan nasehat ibunya. Dia masih mencintai Farhan dan berharap Farhan akan kembali padanya."
* "Lama-kelamaan, Zahra mulai menyadari bahwa nasehat ibunya benar. Farhan memang tidak tulus mencintainya."
* "Zahra pun mulai bangkit dari keterpurukannya. Dia bertekad untuk menjadi wanita yang lebih kuat dan mandiri."
* "Zahra mulai fokus pada kariernya. Dia bekerja keras untuk mencapai cita-citanya."
* "Zahra juga mulai aktif dalam kegiatan sosial. Dia ingin membantu orang lain yang membutuhkan."
* "Semakin hari, Zahra semakin bahagia. Dia merasa lebih damai dan lebih bahagia tanpa Farhan."
* "Zahra menyadari bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri sendiri."
Dengan menggunakan diksi yang indah dan puitis, cerpen ini menjadi lebih menarik dan menyentuh hati pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H