Katuk, Warna Hijau di Antara Dedaunan
Oleh: MugiarniÂ
Pagi itu, matahari bersinar cerah di langit Jakarta. Angin berhembus lembut, membawa kesejukan. Di sebuah rumah sederhana di pinggir kota, seorang wanita sedang asyik berkebun. Dia sedang menanam sayuran katuk di halaman rumahnya.
Wanita itu bernama Rini. Dia adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki dua orang anak. Rini sangat menyukai tanaman, dan dia ingin menanam sayuran yang sehat untuk keluarganya.
"Katuk ini kaya akan vitamin," kata Rini sambil menyiram tanamannya. "Jadi, aku ingin anak-anakku bisa makan sayur katuk setiap hari."
Rini menanam katuk di pot besar. Dia memilih pot yang berwarna hijau agar sesuai dengan warna daun katuk. Rini merawat tanamannya dengan penuh kasih sayang. Dia menyiramnya setiap hari dan memberinya pupuk secara rutin.
Beberapa minggu kemudian, katuk Rini mulai tumbuh subur. Daunnya berwarna hijau cerah dan segar. Rini sangat senang melihat tanamannya tumbuh dengan baik.
Suatu hari, Rini memasak sayur bening katuk untuk makan siang. Dia memotong daun katuk dan memasukkannya ke dalam panci berisi air. Dia juga menambahkan bawang merah, bawang putih, dan cabai.
Setelah mendidih, Rini menambahkan garam dan merica secukupnya. Dia mengaduknya hingga rata dan membiarkannya mendidih sebentar lagi.