Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Berperan Sebagai Gadis Berkepang Dua

16 September 2023   11:43 Diperbarui: 16 September 2023   11:54 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokpri dengan inshot

Cerpen: Berperan Sebagai Gadis Berkepang Dua

Mugiarni

Adelia seorang gadis remaja dengan rambut panjang yang dikepang dalam dua helai indah. Pada hari itu, kabupaten Tangerang mengadakan acara istimewa di perpustakaan umum untuk merayakan Hari Kunjungan Perpustakaan pada tanggal 14 September 2023. Acara tersebut akan ditutup dengan pertunjukan seni teater di bioskop perpustakaan kabupaten Tangerang.

Adelia salah satu pemain penting dalam pertunjukan ini. Dia telah berlatih keras selama berbulan-bulan untuk perannya sebagai gadis desa.

Pagi itu, Adelia tiba di perpustakaan dengan rasa gugup dan semangat yang bercampur aduk. Dia melihat panggung yang indah dengan latar belakang yang indah, sesuai dengan tema pertunjukan. Teman-temannya yang lain juga sudah berkumpul, dan mereka saling memberi semangat satu sama lain.

Saat pertunjukan dimulai, Adelia muncul di panggung dengan busana berwarna pastel yang memancarkan pesona muda Putri desa. Suara melodinya yang indah memenuhi ruangan, dan penonton seakan terhipnotis oleh pesonanya. Setiap sesi Adelia tampil memancarkan kebahagiaan dan kedamaian.

Pertunjukan berjalan lancar, dan penonton merasa terpesona oleh akting Adelia. Dia benar-benar menghidupkan karakter Putri desa. Pada akhir pertunjukan, saat dia merasa lega, telah memainkan perannya.

Applaus dan tepuk tangan meriah mengiringi penampilan Adelia. Dia merasa bangga dan bersyukur telah menjadi bagian dari pertunjukan yang begitu mengesankan. Setelah pertunjukan selesai, banyak orang datang untuk memberi selamat padanya, dan Adelia merasa bahwa usaha kerasnya benar-benar terbayar.

***

Malam itu, ketika dia duduk di teras rumahnya yang begitu hening, Adelia merenung. Dia menyadari bahwa seni teater bukan hanya tentang penampilan, tetapi juga tentang kemampuan untuk menghadirkan kebahagiaan bagi orang lain. Dan dia bersyukur telah dapat berperan dalam menyebarkan kebahagiaan dengan berakting, sekaligus menjadi inspirasi bagi teman-temannya.

Keesokan harinya, Adelia mencari Bu Arni, guru pembimbing literasi yang telah membimbing mereka dengan tekun selama berbulan-bulan. Bu Arni berada di sekolah dengan senyum bangga di wajahnya, dan Adelia tidak sabar untuk berbicara dengannya.

Dengan hati yang penuh rasa terima kasih, Adelia mendekati Bu Arni. "Bu Arni," katanya dengan lembut, "saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan dukungan dan doa ibu selama ini."

Bu Arni tersenyum lebar. "Adelia, kamu telah bekerja keras dan telah menjalani perannya dengan sangat indah. Saya sangat bangga denganmu dan seluruh tim. Kalian semua telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam menyampaikan pesan kebahagiaan melalui seni teater."

Adelia merasa hangat di hatinya. "Saya belajar begitu banyak selama proses ini, Bu Arni. Tidak hanya tentang seni teater, tetapi juga tentang pentingnya menyebarkan kebahagiaan kepada orang lain. Saya sangat menghargai peran saya dalam pertunjukan ini."

Bu Arni mengangguk. "Itu adalah pelajaran berharga, Adelia. Seni adalah alat yang kuat untuk menyampaikan emosi dan makna, dan kamu telah melakukannya dengan sangat baik. Teruslah mengembangkan bakatmu, dan kamu akan pergi jauh."

Mereka berdua berbicara sejenak, saling berbagi pengalaman dan refleksi tentang pertunjukan hari itu.

***

Adelia melanjutkan percakapannya dengan Bu Arni, "Bu Arni tidak hanya seorang guru pembimbing literasi, tetapi juga seorang mentor yang menginspirasi. Ibu telah mengajari kami lebih dari sekadar teater, Ibu juga telah mengajarkan kami tentang pentingnya tekad, kerja keras, dan kemampuan untuk menyampaikan emosi melalui seni."

Bu Arni tersenyum dan menjawab, "Terima kasih, Adelia. Saya juga merasa beruntung memiliki siswa seperti kamu yang selalu bersemangat untuk belajar dan berkembang. Melihat perkembanganmu dalam persiapan pertunjukan ini adalah salah satu momen paling memuaskan dalam karir saya sebagai guru."

Adelia tersenyum penuh rasa terima kasih. "Saya berharap bisa terus belajar dari ibu dan terus mengembangkan keterampilan seni teater saya. Saya ingin menjadi seorang seniman yang dapat menyentuh hati banyak orang dan membawa kebahagiaan melalui seni, seperti yang kami lakukan hari ini."

Bu Arni meletakkan tangan lembut di pundak Adelia. "Saya yakin kamu akan mencapai semua yang kamu inginkan, Adelia. Dan saya akan selalu ada di sini untuk mendukungmu dalam perjalananmu."

Bu Arni melanjutkan dengan penuh semangat, "Adelia, selama perjalanan seni dan literasimu, selalu ingat bahwa literasi adalah kunci untuk menjelajahi dunia. Dengan membaca, menulis, dan terus belajar, kamu akan memperkaya pengetahuanmu dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dirimu sendiri dan dunia di sekitarmu."

Dia melanjutkan, "Setiap buku adalah pintu menuju petualangan baru, dan dengan setiap kata yang kamu tulis, kamu menciptakan dunia baru. Jangan pernah berhenti bertanya, menjelajahi, dan merasa kagum pada keajaiban kata-kata. Literasi adalah alat untuk meraih impian, dan kamu memiliki potensi tak terbatas."

Adelia merasa terinspirasi oleh kata-kata Bu Arni. "Terima kasih, Bu Arni. Saya akan terus berusaha dan menggali potensi saya dalam literasi, seperti yang ibu ajarkan kepada kami. Saya ingin menjadi seseorang yang dapat berbagi pengetahuan, cerita, dan inspirasi dengan dunia."

Bu Arni tersenyum bangga dan menjawab, "Itu adalah tekad yang hebat, Adelia. Tetaplah semangat dalam belajar, teruslah mengejar impianmu, dan jangan lupa bahwa literasi adalah kekuatan yang dapat mengubah hidup. Dunia menanti untuk mendengar ceritamu, dan aku yakin kamu akan menuliskan cerita yang indah."

Mereka berdua berbicara sebentar lagi, berbagi pandangan dan mimpi tentang masa depan literasi dan seni Adelia. Semangat dan motivasi dari Bu Arni membuat Adelia merasa yakin bahwa dia memiliki alat yang kuat untuk mencapai segala hal yang diinginkannya dalam kehidupan dan karier yang sedang berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun