Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Harapan dan Doa Nenek

15 September 2023   10:42 Diperbarui: 15 September 2023   10:52 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam doanya yang tulus, nenek itu pun memohon kepada Allah untuk memberikan kepadanya kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi hari-hari yang datang. Ia tahu bahwa di usia senjanya, ada tantangan dan kesulitan yang akan datang, tetapi dengan iman dan kasih sayang keluarganya, ia yakin bahwa ia dapat menghadapinya dengan berani.

***

Malam pun tiba, dan nenek tua itu duduk sendirian di ruang tamu yang tenang. Cahaya gemerlap bintang di langit malam menghiasi langit, menciptakan suasana yang damai dan sakral. Nenek itu tidak pernah putus berdoa dalam keheningan malam.

Dalam malam yang sunyi, nenek itu merenungkan hidupnya yang panjang dan penuh warna. Ia mengingat kenangan indah bersama suaminya yang telah meninggal lama, anak-anaknya yang tumbuh dewasa, dan cucu-cucunya yang menambah keceriaan dalam rumah tangganya. Ia bersyukur atas setiap momen yang telah mereka lewati bersama, baik dalam kebahagiaan maupun dalam kesedihan.

Nenek itu terus berdoa, kali ini dengan penuh rasa syukur atas segala berkat yang telah Tuhan berikan padanya. Ia berterima kasih atas keluarganya, atas makanan di meja, dan atas cinta yang selalu hadir dalam kehidupannya. Ia memohon kepada Allah agar keluarganya selalu dalam lindungan dan rahmat-Nya, agar mereka diberi kebijaksanaan dan kebahagiaan sepanjang hidup mereka.

Dalam doanya yang mendalam, nenek itu juga memohon kepada Allah untuk memberikan kekuatan fisik dan mental untuk terus melayani keluarganya, meskipun ia tahu bahwa usia senjanya semakin bertambah. Ia ingin menjadi teladan bagi mereka, menunjukkan bahwa cinta, kesabaran, dan iman adalah hal-hal yang tak pernah pudar seiring berjalannya waktu.

Setelah selesai berdoa, nenek itu merasa tenang dan merasa bahwa ia tidak sendirian dalam perjalanan hidupnya. Ia tahu bahwa Allah selalu mendengar doanya dan bahwa cintanya untuk keluarganya adalah berkah yang tak bernilai harganya. Dengan hati yang penuh iman, nenek itu pun perlahan-lahan menuju kamar tidurnya, siap menghadapi hari baru dengan penuh harapan dan keyakinan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun