Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Ruang untuk Mengeluarkan Emosi | Bagian - 1

23 Juli 2023   09:40 Diperbarui: 23 Juli 2023   09:44 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar pixabay.

"Apakah ada yang ingin kamu ceritakan, Titi?" tanya Sabarno dengan lembut.

Titi ragu sejenak, tapi melihat kebaikan di mata Sabarno, dia memutuskan untuk berbicara. Ia menceritakan tentang tekanan dan beban di sekolah, konflik dengan teman-temannya, dan perasaan cemas tentang masa depannya. Sabarno mendengarkan dengan penuh perhatian dan tidak menginterupsi. Dia memberikan kesempatan pada Titi untuk mengeluarkan semua perasaannya.

Setelah Titi selesai bercerita, dia merasa seperti ada beban yang terangkat dari bahunya. Sabarno tersenyum dan berkata, "Terima kasih sudah berbagi cerita dengan saya, Titi. Kamu adalah gadis yang hebat. Ingatlah, kamu tidak sendirian. Ada orang-orang di sekitarmu yang peduli dan siap membantu."

Titi merasa hangat di hatinya. Ia merasa beruntung memiliki seseorang seperti Sabarno yang siap mendengarkan tanpa prasangka. Kini dia merasakan betapa pentingnya memiliki teman sejati yang bisa dijadikan tempat curhat.

"Terima kasih, Pak Sabarno. Saya merasa lebih baik sekarang," ujar Titi dengan senyum tulus.

Sabarno mengangguk. "Senang mendengarnya, Nak. Ingatlah, selalu ada ruang untuk mengeluarkan emosi dan perasaanmu. Dan ada orang-orang yang siap mendengarkan dengan penuh perhatian."

Mereka duduk berdampingan di bawah matahari senja yang memancarkan kehangatan. Titi merasa lega, dan Sabarno merasa bahagia bisa membantu seorang teman muda. Dalam momen itu, kedua hati mereka terikat oleh pengalaman berharga tentang pentingnya menjadi pendengar aktif, yang pada akhirnya membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi keduanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun