Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Kebaikan Emak Sarinah

12 Juli 2023   06:26 Diperbarui: 12 Juli 2023   06:32 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar pixabay. com

Kisah Kebaikan Emak Sarinah

Cerpen Religi Kehidupan: Ketika Emak Memberi Aku Semangkok Sayur Jantung pisang.

Karya Mugiarni

Pada suatu hari yang cerah, ketika awal tahun pelajaran baru, aku tengah berada di rumah sendirian. Kondisiku sedang kurang sehat, membutuhkan istirahat sejenak dari rutinitas yang padat. Aku merasa lapar, namun tubuhku tak mampu untuk pergi ke rumah makan. Rasanya seperti sebuah keadaan yang sulit, ketika tiba-tiba, hadirnya emak Sarinah, seorang tetangga yang hidup sederhana, memberikan makna yang begitu besar dalam hidupku.

Emak Sarinah mengetuk pintu rumahku dengan penuh kelembutan. Aku membuka pintu dan melihat senyum hangatnya, seolah-olah dia membawa sinar matahari dalam tatapan matanya. Di tangannya, terdapat semangkuk sayur jantung pisang yang mengeluarkan aroma harum yang menggugah selera. Hatiku langsung tersentuh oleh kebaikan emak ini.

"Dek, aku tahu kamu sedang tidak enak badan. Jadi aku buatkan semangkuk sayur jantung pisang, makanan favoritmu," ucap emak Sarinah dengan lembut.

Aku terharu mendengarnya. Bagaimana mungkin seorang tetangga yang hidup sederhana ini begitu memperhatikanku? Rasa syukur pun memenuhi hatiku. Tanpa banyak kata, aku mengucapkan terima kasih dan menyambut emak Sarinah ke dalam rumahku.

Aku duduk di meja makan, semangkuk sayur jantung pisang yang lezat di hadapanku. Rasa lapar yang membuncah tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata. Tetapi yang lebih dari itu, aku merasakan adanya keajaiban di balik kedatangan emak Sarinah dan semangkuk sayur jantung pisang ini. Aku yakin, ini adalah sebuah hadiah dari Allah, yang mengirimkan bantuan-Nya dalam wujud emak Sarinah.

Aku mengambil sendok dan memulai untuk menyantap hidangan yang lezat ini. Setiap suapan terasa begitu nikmat dan menghangatkan hati. Rasanya seperti penerimaan kasih sayang dari Tuhan Yang Maha Esa, yang mengirimkan makanan ini untuk memulihkan kesehatanku dan memberi kekuatan pada diriku.

Tak hanya semangkuk sayur jantung pisang, emak Sarinah juga membungkus tempe mendoan, hidangan favoritku, lengkap dengan cabai rawit yang pedas. Itu adalah tanda kebaikan dan perhatian yang luar biasa.

Ketika kita membuka hati dan melihat sekitar, kita akan menemukan bahwa agama bukan hanya tentang ibadah formal, tetapi juga tentang pelayanan dan kasih sayang kepada sesama manusia. Setiap kebaikan, seperti yang dilakukan oleh emak Sarinah, adalah bentuk ibadah yang mendalam. Agama hidup dalam setiap langkah kita dan menyentuh hati setiap orang yang terbuka menerimanya.

Dalam kebersyukuran yang mendalam, aku menyadari bahwa hidup ini memiliki makna yang lebih dalam ketika kita saling memperhatikan, peduli, dan berbagi dengan orang lain. Sebuah semangkok sayur jantung pisang dan tempe mendoan yang diberikan oleh emak Sarinah telah mengingatkanku akan kebesaran Tuhan dan kekuatan cinta-Nya yang tak terbatas.

Sejak hari itu, aku berusaha untuk lebih peka terhadap kebutuhan dan penderitaan orang di sekitarku. Aku belajar untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk mengorbankan sedikit waktu dan upaya demi membantu orang lain. Kebaikan yang kita tanamkan dalam hidup ini akan memancar dalam setiap tindakan kita dan menyebarkan sinar kasih Tuhan kepada dunia.

*****

"Dek, aku tahu bahwa saat ini engkau sedang tidak dalam kondisi yang baik. Oleh karena itu, aku ingin memberikanmu sesuatu yang mungkin bisa meringankan bebanmu," kata emak Sarinah dengan suara lembut, namun penuh kehangatan.

Rinta, yang tengah merasa terharu, mengangguk sambil menatap emak Sarinah dengan penuh rasa syukur. Di matanya terpancar kebaikan dan ketulusan emak tersebut.

"Dek, aku telah menyiapkan semangkuk sayur jantung pisang untukmu. Aku tahu betapa engkau menyukainya," lanjut emak Sarinah sambil tersenyum lembut.

Rinta merasakan hatinya tergerak oleh kata-kata emak Sarinah. Ia merasakan bahwa ini adalah lebih dari sekadar semangkuk sayur. Ada kehangatan dan cinta yang terpancar dari setiap kata yang diucapkan oleh emak tersebut.

"Tak hanya itu, dek. Aku juga membungkuskan tempe mendoan kesukaanmu, lengkap dengan cabe rawit yang pedas. Semoga ini bisa memberimu sedikit kebahagiaan di tengah kesehatan yang kurang baik," sambung emak Sarinah sambil menyerahkan bungkusan itu kepada Rinta.

Rinta tak mampu menyembunyikan senyumnya. Ia merasa teramat beruntung memiliki tetangga seperti emak Sarinah yang begitu perhatian dan peduli. Kata-kata yang diucapkan emak Sarinah serta kehadiran semangkuk sayur jantung pisang dan tempe mendoan tersebut membuat Rinta merasa diberkahi.

"Dek, janganlah khawatir. Kita adalah tetangga dan keluarga. Ketika seseorang dalam kesulitan, kita harus saling membantu dan menyayangi satu sama lain. Ini adalah sebagian kecil dari apa yang bisa aku lakukan untukmu," ucap emak Sarinah sambil menepuk lembut pundak Rinta.

Rinta merasa tangannya diliputi oleh kehangatan dan kelembutan emak Sarinah. Ia tak mampu menahan rasa terima kasihnya yang begitu dalam. Ia sadar bahwa hadiah ini adalah lebih dari sekadar makanan favoritnya. Ini adalah tanda cinta dan kepedulian dari emak Sarinah yang dipersembahkan dengan segenap hati.

"Terima kasih, Emak Sarinah. Saya sungguh terharu dengan kebaikan dan perhatian yang diberikan olehmu. Saya merasa sangat beruntung memiliki sosok seperti Engkau dalam hidupku," ucap Rinta sambil terisak pelan.

Emak Sarinah tersenyum, dan matanya berbinar melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah Rinta. Ia merasa bahwa tindakan kecilnya telah memberikan arti yang besar dalam hidup seorang tetangganya. Ia meyakini bahwa kehidupan ini adalah tentang saling membantu, saling mencintai, dan saling berbagi.

"Dek, semoga kamu cepat pulih dan semakin diberkahi oleh Tuhan. Ingatlah, kita selalu ada di sini untuk saling mendukung. Jika ada yang bisa aku bantu, jangan ragu untuk memintanya. Kita adalah keluarga," kata emak Sarinah dengan penuh kehangatan.

Rinta mengangguk dengan hati yang penuh rasa syukur.

******

Dalam bulir-bulir air mata yang mengalir di pipi Rinta, terpancar kebahagiaan dan rasa terima kasih yang mendalam. Emak Sarinah telah membuka pintu hatinya dan memberikan pelajaran berharga tentang arti sejati dari kehidupan.

Rinta berjanji pada dirinya sendiri untuk mempraktikkan nilai-nilai yang diajarkan oleh emak Sarinah. Dia ingin menjadi pribadi yang peduli, penuh kasih sayang, dan siap membantu sesama. Kejadian ini menginspirasinya untuk menjalani hidup dengan penuh relung hati, melihat sekelilingnya dengan lebih peka, dan menolong orang-orang yang membutuhkan.

Seiring berjalannya waktu, Rinta terus mengingat pesan emak Sarinah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya. Dia menjadi sosok yang ramah, murah senyum, dan selalu siap memberikan bantuan kepada tetangga dan siapa pun yang membutuhkan. Dia berbagi kebahagiaan dengan mereka, tak hanya melalui makanan atau barang-barang materi, tetapi juga dengan memberikan kehangatan, dukungan, dan harapan.

Tindakan Rinta yang penuh kasih sayang dan kepedulian mulai menular kepada tetangga-tetangganya. Mereka terinspirasi oleh sikap dan perbuatan Rinta, dan dengan sukarela berbagi kebaikan kepada orang lain di sekitar mereka. Seperti lingkaran yang terus berkembang, kebaikan dan kepedulian ini menyentuh lebih banyak nyawa, membentuk sebuah komunitas yang saling mendukung dan mengasihi.

Ketika hari-hari berlalu, Rinta menyadari bahwa kehidupan yang sejati adalah ketika kita menjalani agama dalam tindakan nyata, bukan hanya dalam kata-kata. Agama sejati terletak dalam kemampuan kita untuk menyebarkan cinta, kebaikan, dan kedamaian kepada sesama manusia. Ketika kita membantu orang lain, kita tidak hanya membantu mereka, tetapi juga membantu diri kita sendiri untuk tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang lebih baik.

Semangkuk sayur jantung pisang yang dibawa oleh emak Sarinah menjadi simbol keajaiban dan kehidupan religi dalam cerita ini. Itu adalah pengingat bahwa tak ada tindakan yang terlalu kecil untuk diberikan kepada sesama. Setiap perbuatan kebaikan memiliki kekuatan untuk menyentuh hati dan mengubah hidup seseorang.

Dalam perjalanannya, Rinta tidak hanya semakin sehat secara fisik, tetapi juga memiliki hati yang lebih kuat dan penuh kasih. Dia menyadari bahwa kehadiran emak Sarinah dalam hidupnya adalah anugerah Tuhan, yang mengirimkan seseorang untuk memberikan dukungan, kehangatan, dan harapan di saat-saat sulit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun