Nara mengangguk sambil mengunyah sayur katuk dengan lahap. "Iya, Bu. Aku akan berusaha untuk selalu makan sayur setiap harinya."
Sementara mereka menikmati makan malam, Nara menceritakan pengalaman menyenangkan di sekolah dan kabar-kabar lainnya. Ibu Nara dengan penuh perhatian mendengarkan setiap cerita yang diceritakan Nara. Mereka merasa semakin dekat satu sama lain.
Setelah makan malam selesai, Nara berterima kasih kepada ibunya. "Terima kasih, Bu, sudah memasak sayur katuk spesial untukku. Aku benar-benar bahagia."
Ibu Nara tersenyum dan mencium kening Nara lembut. "Kamu layak mendapatkan yang terbaik, Nak. Dan aku akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untukmu. Aku mencintaimu, Nara."
Nara tersenyum dan membalas ciuman ibunya. "Aku juga mencintaimu, Bu. Terima kasih telah menjadi ibu yang hebat."
Mereka berdua duduk bersama di ruang keluarga, merasa hangat dan damai. Nara memeluk ibunya erat, merasakan kehangatan dan kasih sayang yang tak tergantikan.
Cerita tentang semangkuk sayur katuk telah membawa mereka lebih dekat. Ibu Nara belajar untuk meluangkan waktu bagi anaknya, sedangkan Nara belajar untuk memahami kesibukan ibunya. Bersama-sama, mereka melewati kehidupan dengan saling mendukung dan menciptakan momen kebersamaan yang tak ternilai harganya.
****
Minggu demi minggu, ibu Nara berusaha untuk menyempatkan waktu memasak sayur katuk untuk Nara. Meski kadang-kadang jadwalnya masih sibuk, ia tetap mengutamakan kebutuhan dan keinginan anaknya. Nara pun menjadi semakin menghargai usaha dan cinta yang diberikan ibunya.
Setiap kali mereka menikmati semangkuk sayur katuk bersama, Nara tidak hanya merasakan kelezatan makanan itu, tetapi juga merasakan kehangatan keluarga yang terpancar dari setiap hidangan yang disajikan. Mereka berdua menjadi lebih dekat, dan ibu Nara pun belajar untuk menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan waktu bersama keluarga.
Suatu hari, ketika ibu Nara pulang dari pekerjaan, ia melihat Nara sibuk membaca sebuah buku di ruang tamu. Ibu Nara menghampiri dengan senyum hangat di wajahnya. "Hai, Nak. Apa yang kamu baca?"