Nak, Makan Siang dengan Semangkok Daun Kelor
Karya: MugiarniÂ
Suatu pagi di desa kecil, Nara, seorang gadis berusia sepuluh tahun, terbangun dengan harapan tinggi. Ia ingat janji ibunya, Ibu Nara, bahwa suatu hari mereka akan makan siang bersama dan mencicipi semangkuk daun kelor yang khas. Namun, ibunya adalah seorang jurnalis yang sibuk dan jarang memiliki waktu luang. Setiap hari, Nara melihat ibunya sibuk bekerja di depan komputer atau keluar meliput berita.
Namun, Nara tidak menyerah. Dia selalu berusaha untuk membantu ibunya sebisa mungkin dengan tugas-tugas rumah tangga. Nara rajin membersihkan rumah, mencuci piring, dan menyiapkan makanan kecil untuk ibunya. Ia berharap dengan segala upayanya, suatu hari ibunya akan mendapatkan waktu untuk meluangkan waktu bersama.
Hari demi hari berlalu, dan Nara semakin berharap hari libur akan tiba. Saat akhirnya tiba hari libur yang dinanti-nantikan, Nara sangat bersemangat. Ia melihat ibunya di meja kerja, tampak sedikit lebih santai dari biasanya. Dengan mata berbinar, Nara mendekati ibunya.
"Ibu, ingatkah Ibu janji Ibu akan memasak daun kelor untuk kita saat tiba hari libur?" Nara bertanya dengan antusias.
Ibu Nara tersenyum lembut dan mengangguk. "Tentu, Nak. Aku ingat janjiku. Hari ini, kita akan menghabiskan waktu bersama dan menikmati makan siang dengan semangkuk daun kelor."
Nara sangat senang mendengar itu. Mereka berdua segera pergi ke kebun belakang rumah, di mana daun kelor tumbuh subur. Nara membantu ibunya memetik daun kelor yang segar sambil membagikan cerita-cerita kecil tentang kegiatan di sekolahnya.
Namun, ketika mereka kembali ke dapur, Nara melihat Ibu Nara mengambil ponselnya dan memandanginya dengan serius. Ibu Nara tampaknya menerima panggilan penting yang mendesak dari kantor berita. Tatapannya berubah serius, dan wajahnya penuh kekhawatiran.