Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta Dengan Sekeping Luka Bagian 68

2 Juli 2023   11:27 Diperbarui: 2 Juli 2023   11:28 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar pixabay.com

Cinta Dengan  Sekeping luka

Bagian 68

Purbaningrum juga merasakan kekuatan musik dalam kehidupan perkotaan. Di antara gedung-gedung tinggi, dia mendengar dentingan piano dari studio musik yang memancarkan harmoni dan emosi. Di tempat-tempat hiburan, dia merasakan getaran musik yang mengajaknya untuk berdansa dan merayakan kehidupan.

Dalam mendengarkan semua ini, Purbaningrum menyadari bahwa kehidupan perkotaan adalah simfoni yang kompleks. Setiap suara adalah bagian penting dari keseluruhan yang membentuk kehidupan sehari-hari. Suara-suara itu mengajaknya untuk mendengarkan, memahami, dan menghargai setiap momen yang terjadi di sekitarnya.

Melalui indra pendengarannya, Purbaningrum merasakan kehidupan yang berdenyut di sekelilingnya. Suara-suara menjadi lantunan yang mengiringi langkah-langkahnya, menciptakan suasana yang tak terlupakan dalam kehidupan perkotaan. Dia belajar untuk merangkul keberagaman suara dan menemukan kedamaian di tengah kebisingan yang ada.

*****

Purbaningrum melanjutkan perjalanannya dalam kehidupan perkotaan dengan indra penglihatannya. Di antara pemandangan yang menjulang tinggi dan berkilauan, dia menemukan keajaiban yang tak terduga.

Dia melihat siluet-siluet gedung pencakar langit yang menjulang tinggi ke langit biru, mencerminkan kekuatan dan kemajuan manusia. Cahaya gemerlap dari jendela-jendela gedung memberinya rasa kehidupan yang terus berputar, menjadikan malam perkotaan terasa hidup dan berwarna.

Namun, di balik kilauan megah, Purbaningrum juga melihat kecantikan yang halus dalam detail kecil. Dia memperhatikan dedaunan hijau yang menari dengan angin, mengingatkannya akan keajaiban alam yang tetap hadir di tengah perkotaan. Dia melihat bunga-bunga yang mekar dengan indah di taman-taman kota, memberinya rasa keindahan yang lembut dan menggetarkan hati.

Purbaningrum juga melihat keragaman budaya dalam setiap sudut perkotaan. Dia melihat wajah-wajah yang berbeda, pakaian yang beragam, dan gaya hidup yang unik. Semua itu menciptakan palet warna yang berbeda-beda, menunjukkan kekayaan manusia dalam segala bentuknya.

Di antara pemandangan itu, Purbaningrum juga melihat seni di setiap sudut perkotaan. Dia melihat mural yang indah di dinding bangunan, patung-patung yang menggambarkan cerita dan emosi, dan seniman jalanan yang mengekspresikan kreativitas mereka. Seni menjadi medium untuk menyampaikan pesan, menggerakkan perasaan, dan menghubungkan manusia dalam pengalaman bersama.

Dalam melihat semua ini, Purbaningrum menyadari bahwa kehidupan perkotaan adalah galeri yang hidup. Setiap pemandangan adalah karya seni yang unik, menggambarkan kehidupan dalam berbagai nuansa. Dia belajar untuk melihat dengan mata yang terbuka, meresapi keindahan yang tersembunyi di balik gemerlap perkotaan.

Melalui indra penglihatannya, Purbaningrum merasakan kehidupan yang berdenyut di sekelilingnya. Pemandangan-pemandangan menjadi lukisan yang menghiasi perjalanan hidupnya, memberinya perspektif baru tentang keindahan dan keunikan dalam kehidupan perkotaan. Dia belajar untuk menghargai setiap momen yang terjadi di depan matanya, menggali keindahan yang terkandung dalam setiap sudut perkotaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun