Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ku Bukan Wanita Selingkuhan

23 Juni 2023   12:08 Diperbarui: 23 Juni 2023   12:10 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, Risma tak pernah terpengaruh oleh kata-kata kebencian tersebut. Ia tetap fokus pada apa yang menjadi hasrat dan minatnya. Dia mengabaikan prasangka dan memilih untuk melanjutkan karyanya dengan semangat yang tak pernah padam.

Pada suatu hari, ketika Risma keluar rumah untuk memenuhi panggilan sebagai narasumber konten kreator, situasi semakin memanas. Dimanapun ia berada, selalu ada orang yang ingin tahu urusannya. Mereka menuduh Risma sebagai istri selingkuhan dengan berbagai alasan yang semakin menguatkan kebencian pada Risma.

"Ah, dia pasti hanya menjual tubuhnya untuk mendapatkan popularitas sebagai konten kreator," kata seorang netizen dengan penuh kebencian di media sosial.

"Risma itu hanya mengandalkan parasnya yang cantik untuk mendapatkan perhatian pria. Tidak ada yang istimewa dari dirinya!" seru seorang pengikut media sosial lainnya.

"Kalau dia benar-benar berbakat, mengapa harus terlihat seperti itu? Pasti ada sesuatu yang disembunyikannya!" timpal seorang penggemar yang merasa terkhianati.

Risma terdiam mendengar kata-kata kebencian itu. Hatinya terluka, tetapi ia tetap tegar. Dia tahu bahwa kebenaran akan terungkap suatu saat nanti, dan dia tidak perlu membuktikan apapun kepada mereka yang hanya sibuk mencaci maki tanpa mengetahui kenyataan sebenarnya.

Bulan demi bulan berlalu, Risma terus berkarya dan memperoleh pengakuan atas talentanya. Karya-karyanya mulai dikenal luas, dan banyak orang yang terinspirasi oleh kontennya. Semakin banyak orang yang menyadari bahwa prasangka mereka terhadap Risma tidak berdasar.

Suatu hari, Sasmita, teman dekat Risma, memutuskan untuk membela Risma di depan orang-orang yang terus menerus menuduhnya. Sasmita mengumpulkan bukti-bukti yang membuktikan bahwa Risma adalah seorang konten kreator berbakat yang berdedikasi pada pekerjaannya.

Dengan penuh keberanian, Sasmita menghadapinya dan mengatakan, "Kalian semua salah besar tentang Risma! Dia adalah seorang wanita yang berbakat, pekerja keras, dan memiliki integritas tinggi. Prasangka kalian tidak berdasar dan hanya menciptakan kebencian yang tak berujung. Mari kita hentikan celaan dan memberikan apresiasi pada apa yang telah dia capai!"

Perlahan tapi pasti, suara Sasmita didengar oleh orang-orang di sekitarnya. Mereka mulai membuka mata dan hati mereka untuk melihat kebenaran. Mereka meminta maaf atas tuduhan mereka yang salah dan menyesal atas kata-kata kebencian yang pernah mereka lontarkan.

Risma, yang awalnya terluka dan kesal, merasa lega. Dia merasa dihargai dan diakui atas karya-karyanya. Dia tahu bahwa tak perlu membuktikan diri pada siapa pun selain pada dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun